Kamis, 04 Desember 2014

Kisah Nyata : Tukang Becak Indonesia Yang Jadi Pengusaha Jutawan

Kisah Nyata : Kiat Tukang Becak Yang Jadi Pengusaha Jutawan

Kisah Nyata : Kiat Tukang Becak Yang Jadi Pengusaha Jutawan - Tidak ada yang ingin terlahir menjadi miskin. Namun banyak juga orang yang dulunya miskin namun mampu mengubah nasib hingga menjadi jutawan. Kisah Pak Samin si Tukang Becak misalnya. Pria yang dulunya adalah seorang tukang becak ini sekarang menjadi jutawan. Bagaimana kisahnya? Yuk simak kiat bagaimana pak samin mengubah nasibnya berikut ini :

Bertahun-tahun lamanya Sanim menggantungkan nasib pada sebuah becak yang dimilikinya. Kini nasibnya berubah, ia menjadi jutawan dengan dua pabrik, tiga rumah, 10 mobil, dan dua kali haji dari usahanya itu.

sanim

Sanim (60) merupakan seorang pengusaha asal Desa Rawa Urip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Ia menjadi salah satu contoh warga yang berhasil keluar dari garis kemiskinan.

Dua usaha yang ia jalani saat ini ialah pabrik pembuatan garam dan pupuk organik. Namun, nama Sanim lebih dikenal sebagai pengusaha garam ketimbang pengusaha pupuk organik.

Sekarang Sanim punya 10 mobil, tiga di antaranya mobil pribadi tipe Daihatsu Taruna, Honda Jazz, dan mobil pertama ketika dia beli tahun 1997, yaitu Daihatsu Espass, bangga sekali saya saat itu. Sisanya mobil angkut produksi, seperti Fuso.

Adapun beberapa jenis garam yang diproduksi, ialah jenis garam grosok (garam non-yodium masih berbentuk butiran besar dan kasar, biasanya dipakai untuk budidaya dan pengawetan ikan), garam dapur (konsumsi), dan garam industri untuk pabrik tekstil.

Sementara jenis pupuknya, yakni organik tipe KCL (Kalium clorida), fungsinya meningkatkan unsur hara Kalium di dalam tanah budidaya.

Kemampuan produksi kedua pabriknya, Samin mengaku, dalam setahun mampu memproduksi masing-masing 2.000 ton baik garam maupun pupuk organik dengan penghasilan bersih minimal mencapai Rp 400 juta per tahun.

Menimba Ilmu Dari Pabrik Garam
Sanim menceritakan, pada awalnya ketika masih sebagai tukang becak, ia sering mangkal di perapatan Jalan Cirebon. Di tempatnya mangkal, berdiri sebuah pabrik garam yang cukup besar.

Sanim pun tertarik untuk melamar kerja di pabrik tersebut, dengan harapan nasibnya bisa lebih baik. Beruntung, Ia diterima bekerja di situ.

Setelah dua bulan bekerja, Sanim pun berpikir, di daerahnya kan punya potensi garam, lalu kenapa dia tidak bisa membuat garam sendiri.

Akhirnya, Sanim berhenti kerja dari pabrik garam tersebut. Di situlah Ia mulai berpikir, usaha garam ternyata mampu mengeruk keuntungan yang lebih besar dari buruh pabrik apalagi tukang becak.

Baginya, garam bukan hanya sebagai bumbu penyedap makanan, melainkan juga dibutuhkan untuk keperluan industri, pertanian, dan perikanan. Ternyata, tidak sia-sia pernah bekerja di pabrik garam. Jadi bisa dikatakan cuma nimba ilmu di pabrik tersebut.

Ilmu yang diperolehnya, ialah cara membuat garam krosok. Samin pun menggarap empang peninggalan orang tuanya yang berada di belakang rumah Sanim untuk mencoba membuat garam.

Lama-lama usahanya berkembang, sampai yang awalnya usaha di halaman belakang rumah, lalu berkembang dan bisa membeli tanah untuk tempat produksi yang lebih luas lagi, dan Sanim pun mampu mengantarkan keempat anaknya meraih gelar sarjana.

Petani garam umumnya memanfatkan empang atau kolam di dekat pantai. Caranya, dengan mengumpulkan air laut ke dalam empang. Lalu, dengan bantuan sinar matahari, air laut yang terkumpul tersebut akan menguap dan menghasilkan kristal-kristal bersenyawa Natrium klorida (NaCl).

Kristal NaCL itu dikumpulkan oleh petani, lalu dibersihkan berulang kali dari kotoran yang melekat hingga menjadi butiran halus dan kecil namun non-yodium.

Itu dulu, kini selain memproduksi sendiri garam krosok, Ia juga membelinya dari petani garam di sekitar Cirebon. Dengan kisaran harga beli sekitar Rp 400 per kilo gram.

Harga belinya murah disebabkan garam yang diterima masih sangat kotor dan berwarna hitam. Kemudian Ia cuci kembali dengan alat seadanya.

Akhirnya, Ia memutuskan untuk membeli alat pencuci khusus garam krosok seharga Rp 20 jutaan. Lebih efisien dan garam krosok bisa dibersihkan dengan cepat. Ia pun menjual garam itu ke industri, pertanian, dan perikanan. Di beberapa iklan promosi yang beredar di internet, harga jual garam krosok bersih bisa mencapai Rp 810.

Peralatan produksi garamnya pun masih menggunakan mesin tradisional. Menurutnya, ini warisan budaya setempat. Lagi pula. Ia menganggap, mesin tradisional lebih tahan lama dan tidak menimbulkan bising ketimbang mesin modern berbahan besi.

Mesin tradisional ini lah yang digunakan sanim, mengolah garam krosoknya menjadi garam beryodium dan bisa dikonsumsi oleh masyarakat.

Memanfaatkan KURLambat laun, Sanim pun mulai berpikir untuk mengembangkan usaha lebih besar lagi dari yang Ia jalani sekarang. Pada 2010, ia memutuskan, menggunakan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disediakan perbankan BUMD Jawa Barat, yakni Bank BJB (Bank Jabar Banten).

Sebelumnya, Ia hanya memanfaatkan jasa bilyet giro Bank BJB untuk bertransaksi dengan pembeli luar kota. "Kita pernah mengajukan utang pinjaman ke Bank BCA, tapi waktu itu ditolak. Setelah itu akhirnya kita ke bank BJB. setelah diproses dan melihat prospek perkembangan usaha kita, akhirnya kita dapat dana," katanya bercerita saat kesulitan memperoleh dana usaha.

Untuk menghasilkan 2.000 ton garam, paling tidak Sanim harus mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp 1 miliar. Untuk itu, Ia sangat membutuhkan suntikan dana bank untuk memperlancar arus produksinya. Ia mengaku, tidak pernah mengalami kredit macet selama meminjam ke bank.

Bank BJB memberikan akses kemudahan bagi para pengusaha mikro melalui jalur KUR. Salah satu langkah BJB, ialah meluncurkan suatu program bernama 'Warung BJB'. Warung tersebut semacam bank keliling khusus untuk menyalurkan pembiayaan usaha mikro.

Kini, 430 Warung BJB tersebar di pasar-pasar tradional di beberapa wilayah Jawa Barat dan Banten. Khusus kredit (KUR) masih fokus di Jawa barat dan Banten. Ini karena untuk menyalurkan kredit, pihak Bank harus tahu dulu customernya.

Biasanya, pengusaha mikro yang datang ke BJB untuk mengajukan KUR, didiskusikan terlebih dahulu, bank pun bisa langsung mencairkan dananya. Asalkan pengusaha punya tempat usaha tetap.

Bank BJB memberi dana mulai paling kecil yankni Rp 2 juta hingga yang paling besar sampai Rp 50 juta. Begitu tumbuh, lalu akan dinaikan kembali levelnya sampai RP 100 juta. lalu begitu tumbuh lagi, dinaikan kembali level pinjamannya.

Rhenald Kasali Tentang SanimGuru Besar FEUI sekaligus penggiat Rumah Perubahan kewirausahaan Rhenald Kasali mengatakan, banyak sekali orang yang menjadi tukang becak selama 20 tahun dan bahkan hingga akhir hayatnya.

"Tapi Pak Sanim berubah, justru Pak Sanim melihat dirinya ada potensi. Dan sekarang Pak Salim menjadi pengusaha besar di bidang garam. Ketika sebagian besar orang justru ingin impor garam. Pak Sanim berkutat untuk menyelamatkan garam Indonesia.

Rhenald menyebut Sanim dan pengusaha mikro sejenis adalah para "Pengusaha kracking". Para pengusaha yang awalnya bukan dari kalangan keluarga pengusaha, namun mereka nekat keluar dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat pada umumnya.

KISAH NYATA INSPIRATIF DAN EDUKATIF (BABY SISTER JADI ORANG SUKSES)

Kisah Nyata Baby Sitter Sukses Jadi Orang Kaya

Kisah baby sukses yang memulai karirnya sebagai pembantu rumah tangga berawal dari keadaan yang kurang menyenangkan. Sebut saja namanya Nita, seorang anak yang terbiasa hidup dalam kesederhanaan dan kekurangan. Gadis desa yang mengawali pekerjaan pada usia 18 tahun ini tidak sempat mengenyam pendidikan tinggi sebagaimana teman temanny yang lain. Meskipun demikian Nita bukanlah tipe gadis yang minder, ia pandai bergaul dengan siapa saja dan terkenal sangat baik kepada semua tetangganya.

Tangan ringannya yang mudah membantu orang lain makin menambah pesona pribadi mulianya, setiap tetanggnya ada hajatan maka ia selalu diminta untuk membantu, yang selalu ia tunaikan dengan penuh tanggung jawab. Tidak hanya itu, Nita dikenal sangat rajin atau total dalam bekerja, bahkan semua pekerjaan dapur dikerjaan oleh dirinya. Sehingga tak mengherankan kalau ayah ibunya begitu bangga memiliki anak yang sangat berbaikti seperti dirinya.

Nita menyadari bahwa keluarga yang membesarkannya tak pernah mampu ia berikan balasan yang seimbang hingga kapanpun. Dengan doa yang sangat tulus kepada Alloh, dia meminta agar diberi kekuatan untuk membahagiakan ayah ibunya yang kian tua. Sangat sering ia memandang wajah ayah ibunya yang tampak kelelahan sehabis bekerja hingga tak terasa air matanya mengalir. Dalam suasana kesendirian seperti tu, Nita memendam tekad untuk memberikan mereka kebahagiaan tinggi suatu hari ini.

Tekad Nita begitu menyala nyala sampai akhirnya ia memutuskan untuk merantau ke daerah lain, tepatnya di kota Jakarta. Lewat perantara orang lain Nita akhirnya bekerja pada seorang majikan yang sangat keras dalam menetapkan  aturan. Bisa dikatakan majikan Nita merupakan tipe manusia yang sangat cerewet dan selalu menghendaki adanya kesempurnaan. Konon sangat jarang ada wanita yang betah bekerja di tempat majikan itu, sudah ada puluhan pembantu yang akhirnya hengkang karena tak tahan dengan tekanan majikan.

Beda sekali dengan Nita, ia tetap bisa bertahan dan melakukan pekerjaannya dengan senang hati. Apa yang ditugaskan oleh majikan merupakan hal biasa yang ia lakukan di rumah. Nita menganggap bahwa tugas tugas yang ada jauh lebih ringan bila dibandingkan dengan pekerjaan yang ada di rumahnya sendiri. Nita terbiasa bangun jam 03.00 saat majikan masih tertidur pulas. Ia selalu mengawali pekerjaan dengan menjalankan sholat sunat tahajud lalu dilanjutkan dengan membereskan semua hal yang menjadi tugasnya.

Kebiasaan itu terus menerus dilakukan hingga 6 tahun lamanya. Di awal tahun keempat pekerjaannya berubah, tidak lagi menjadi pembantu, namun ia diberi tugas untuk mengasuh dan merawat anak ke empat . Pekerjaan baru ini pun selalu mampu ia tunaikan dengan baik hingga majikan selalu sayang dengan Nita dan telah menganggapnya sebagai anak kandungnya sendiri.

Ketika hari ulang tahun datang maka majikan akan menyiapkan perayaan kecil yang dihadiri oleh anggota keluarga . Duduk satu meja bersama majikan, pembantu dan anak anak majikan yang sudah dewasa. Mereka semua mengucapkan selamat ulang  tahun untuk Nita. Haru sekali rasanya , Nita tak pernah menyangka akan mendapatkan perlakuan istimewa seperti ini, sebab dimata pekerja yang lain , sang majikan adalah orang yang galak, cerewet dan lain sebagainya.

Bahkan tiap mudik tiba, Nita juga selalu diantar langsung oleh majikan ke kampugnya. Kalau kebetulan majikan tak ada waktu maka ia akan menugaskan satu atau dua orang lain dengan mobil majikan untuk mengantarnya hingga sampai alamat. Si majikan akan menelpon lewat telepon untuk memastikan  bahwa Nita telah samapi kampung halamannya.

Nita pun masih ingat bagaimana dulu majikannya mau memakan makanan ala kadarnya yang ada di kampung, sang majikan tak pernah sekalipun terlihat sombong ataupun angkuh meskipun ia adalah orang sukses yang kaya raya. Maka dari itu Nita pun memutuskan untuk tetap bekerja dengannya, meskipun ia sering mendapatkan tawaran tawaran kerja dari tempat lain dengan iming iming gaji lebih tinggi.

Nita masih terngiang kata kata majikan ketika ia kena marah karena lupa tidak menjalankan sholat asyar saat pekerjaan benar benar menumpuk. Waktu itu ia memang benar benar lupa dan baru tersadar ketika majikan menanyakan apakah ia sudah sholat atau belum. Saat ia menjawab belum maka majikan marah dan memintanya untuk segera menjalankan sholat terlebih dahulu. Kenangan ini pun sangat berharga , sekaligus mengingatkannya pada nasehat orang tua yang selalu ketat untuk menjalankan sholat.

Sebagai wanita normal , Nita pun merasakan yang namanya cinta, begitu lama ia memendam rasa cinta pada seorang pria yang dirasa sangat mengagumkan. Pria itu adalah salah satu guru di sekolah dasar , yang lokasinya tak jauh dari kampungnya. Bahkan ia merupakan satu satunya lelaki yang dicintainya meskipun tidak menampik pula ada lelaki lain yang juga sering mengatakan rasa cinta kepada Nita. Cuma hati nta hanya terbuka untuk pria yang berprofesi sebagai guru itu.

Dari keterangan teman teman Nita,konon guru itu juga sering menanyakan kabarnya saat nita tak ada di kampung. Dari hubungan yang awalnya teman akhirnya Nita menjalin hubungan cinta dengan pria yang punya nama Firman. Mereka tidak pacaran, hubungan lebih banyak dilakukan secara jarak jauh lewat telepon, itupun terbatas karena Nita tak mempunyai waktu sebanyak abg yang biasanya menelpon hingga berjam jam.

Suatu hari guru itu datang ke orang tua Nita dan menyatakan ingin menjadikan Nita sebagai istrinya. Kontan saja hati Nita sangat bahagia, karena pria itu melakukan hal ini tanpa memberitahukan pada Nita terlebih dahulu. Dari berita ibunya di kampung saat Nta menelponnya si pria itu mengatakan kalau  ia akan menikahi Nita kurang lebih 2 bulan lagi.

Kabar ini kemudian Nita sampaikan ke majikan, ia mengatakan bahwa dua bulan lagi akan berhenti kerja karena harus menikah dengan orang yang sangat dicnitainya.Majikan awalnya agak keberatan dan mengatakan bahwa ia masih sangat membutuhkan dirinya. Namun majikan akhirnya juga mengerti bahwa Nita adalah wanita yang sama sama ingin punya rumah tangga yang bahagia. Majikan Nita kemudian mengatakan akan datang pada hari pernikahanya bersama keluarga.

Saat itulah Nita menangis haru, jauh di lubuk hatinya ia juga sangat senang bekerja di rumahnya, ia merasa bukan orang lain, tetapi sudah menjadi bagian tak terpisahkan di dalamnya. Ia tak pernah merasa sebagai orang yang hina, bahkan semua kehormatannya selalu dijaga dengan sepenuh hati oleh orang orang yang menjadi majikannya. Ia bersyukur pada Alloh SWT bdan yakin bahwa itu semua adalah bagian tak terpisahkan dari doa doa orang tua, doa sahabat dan doa orang lain terhadapnya.

Hari yang ditunggu pun akhirnya tiba, akad pernikahan antara Nita dengan Firman dilangsungkan cukup meriah. Semua tamu undangan hadir untuk mendoakan pasangan baru yang akan mengaringi kehidupan berumah tangga. Majikan beserta keluarganya juga ada disana, duduk di barisan paling depan sambil sesekali tertawa bahagia melihat pernikahan Nita. Mereka ikut bahagia atas pernikahan Nita dan sangat bersyukur Nita mendapatkan pasangan hidup yang bertanggung jawab dan dikenal sebagai pribadi yang baik di lingkungannya.

Setelah acara selesai  dilanjutnkan dengan jabat tangan untuk mengucapkan selamat pada pasangan baru. Majikan beserta keluarga juga memberika ucapan selamat dan kado spesialnya. Majikan perempuan nampak memberikan bungkusan dan memeluk Nita sambil menangis bahagia. Lama sekali ia memeluk Nita seperti pelukan orang yang kehilangan sesuatu. Nita pun menangis dan mengucapkan beribu ribu terima kasih pada majikannya, ia sangat berterima kasih bisa diterima kerja dan berterima kasih untuk semua kabaikan keluarga majikan terhadapnya.

Menjelang pukul 16.00, majikan beserta rombongan berpamitan untuk kembali lagi ke Jakarta. Sebelum mereka pergi, majikan ngobrol santai bersama keluarga Nita dan majikan mengatakan agar nita jangan pernah sungkan untuk berkunjung ke rumahnya di lain waktu. Masalah ongkos atau biaya tak perlu dipikirkan karena semua akan diganti oleh majkan meskipun Nita punya banyak uang. Kata kata ini disambut tawa dan membuat suasana jadi penuh canda tawa.

Waktu pun berganti, setelah majikan pulang , Nita menyerahkan beberapa kado spesial dari majikan kepada ibunya. Ibu diberi kehormatan untuk membukanya walau itu adalah hak Nita. Kado pun dibuka , ada selimut, baju tidur , dan baju baju lain yang mahal harganya.Nita belum pernah mempunyai baju sebagus itu. Di dalam bungkusan itu juga terdapat tulisan berisi ucapan selamat menempuh hidup baru dan kata harapan lain agar Nita bersama suami menjadi keluarga yang berbahagia.

Yang lebih mengejutkan adalah bahwa di dalam bungkusan itu juga terdapat tulisan yang isinya " Nita ... ibu mengucapkan terima kasih untuk semua pengabdianmu selama ini.Ibu tak bisa membalas semua kebaikannmu, kamu adalah wanita baik yang sangat bertanggung jawab dalam bekerja, jujur dan menjadi salah satu faktor keluarga kami mencapai sukses seperti sekarang ini. Sebagai tanda terima kasih ibu maka terimalah ini sebagai bonus kerjamu selama berada di tempat ibu, dan sudah ibu kirimkan ke rekeningmu . Mungkin itu tak seberapa , tetapi gunakan itu untuk kebutuhanmu, bagaimanapun rumah tangga harus kuat secara ekonomi dan kamu harus menjadi wanita yang sejahtera. Taati dan hargai suamimu, karena itu kunci kebahagiaanmu dalam rumah tangga".

Mata Nita berkaca kaca, karena ia tak pernah membayangkan akan menerima uang sebagaimana yang disebutkan dalam tulisan itu. Ternyata majikannya menghitung bonusnya dari awal ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga hingga terakhir dia berhenti. Setelah ditotal maka jumlah uang yang ia terima sebesar Rp.120.000.000 ( seratus dua puluh juta rupiah ). Ya Alloh... terima kasih  untuk semua karunia ini, aku percaya semua ini adalah kehendakMu dan terjadi atas pertolonganMu semata.

Nita lalu menyerahkan uang itu kepada orang tuanya, namun orang tua nita tak mau menerimanya. Nita tetap memaksa, ia masih terbayang bagaimana dulu saat memandang wajah kelelahan ayah ibunya ketika ia belum merantau ke Jakarta. Ia merasa uang itu belum bisa mengganti kebaikan orang tua, bahkan semua uang yang ada di dunia juga tak akan mampu untuk menggantikan jasa baik mereka. Terimalah pak/bu, ...terserah mau bapak.ibu pakai untuk apa, nita ikhlas dan hanya mohon doa restu untuk kebahagiaan hidup Nita di masa yang akan datang.

Uang pun akhirnya diterima kedua orang tuanya, uang itu dipakai untuk menunaikan ibadah haji 3 tahun kemudian. Tapi orang tua tetap tak mau menerima uang yang lain, ia menyarankan pada nita untuk membuka usaha baru ketika suami mengijinkan. Nita pun setuju untuk memakai uang itu, tapi yang aneh nita mengatakan pinjam meski itu sudah menjadi haknya. Ia hanya akan pinjam untuk modal dan suaminya setuju dengan ide Nita.

Dengan bekal sisa uang yang ada plus tabungan pribadi,Nita kemudian membuka kios baju muslim . Ia pandai melayani pelanggan dan selalu ramah menyambut mereka, baik yang hanya sekedar melihat lihat ataupun mereka yang serius membeli. Usahanya cepat maju, ditambah dengan dukungan  suami yang selalu menyemangati dirinya dalam menjalankan bisnis. Sikap Nita kepada karyawan sungguh ramah, ia pernah merasakan bagaimana menjadi anak buah yang harus taat kepada atasan, ia pernah merasakan bagaimana cara mengatasi tekanan dalam bekerja.

Ia kini sudah menjadi orang kaya.lebih kaya dari tetangganya yang dulu mampu menyekolahkan anak anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia baru sadar bahwa tanpa pendidikan tinggi pun manusia bisa sukses dan bahagia. Ia percaya bahwa hidup itu perjuangan dan kita harus berjuang tanpa melupakan orang orang baik yang sudah berjasa besar dalam hidup kita.

Nita bukan tipe wanita yang tidak tahu terima kasih, pada saat liburan tahun ajaran baru, bersama suami tercinta ia pun bersilaturahmi ke tempat majikannya di Jakarta. Nita datang kesana tidak lagi memakai kendaraan umum sebagaiman dulu saat pertama bekerja. Tapi ia datang sudah dengan mengendarai mobil pribadi yang mampu ia beli bersama suaminya. Selama diperjalanan tak henti hentinya ia bersyukur atas karunia Alloh yang tak terkira, suami yang baik, anak kecil yang lucu dan berbagai kenikmatan lain yang tak mungkin bisa dihitung jumlahnya.

Betapa terkejutnya mantan majikannya saat Nita datang ke rumah. Tangis haru dan peluk kerinduan tak bisa lagi dihindarkan. Tidak lupa pula anak yang dulu diasuh oleh nita mengejarnya dan dengan rengek manja minta ke pangkuan Nita. Sungguh sebuah pertemuan yang membahagiakan , tidak lagi terlihat pertemuan antara majikan dan pembantu. Di pertemuan itu pula,majikan menawarkan kerja sama pada Nita dengan keuntungan yang besar.

Sekali lagi mari kita ambil pelajaran penting ini , apapun pekerjaan yang kita tekuni hari ini adalah tidak mengapa, asal kita mau bekerja sangat keras, tanggung jawab dan tidak setengah hati. Sukses menjadi milik semua orang , pembantu, baby sitter atau pegawai , buruh dan lainnya punya hak yang sama untuk sukses. Keberuntungan jangan diimpikan, karena kita akan beruntung setelah bekerja dengan cara yang benar , dengan cara yang baik dan dengan cara yang berbeda dari orang lain.

Jangan lupa untuk membagikan kisah sukses mantan baby sitter ini ke teman teman anda di facebook, twitter, google plus atau undang mereka untuk membaca secara langsung ke www.karirwanita.com. Sebarkan sms agar mereka membuka sendiri  dan menikmati kisah nyata di situs ini. Terima kasih

Kesalahan-Kesalahan Besar Pemasaran (GO TO BIG PROBLEM)


TAHUKAH KAMU ?
Kesalahan-Kesalahan Besar Pemasaran

Dunia saat ini sudah terlalu penuh dengan persaingan. 
Jika Anda membuat satu kesalahan, para pesaing akan dengan cepat merebut bisnis Anda.
Peluang untuk merebut kembali bisa jadi sangat tipis, kecuali ada orang lain yang melakukan kesalahan. Berharap pesaing membuat kesalahan ibarat mengikuti perlombaan dengan harapan  pihak lawan jatuh.
Menurut Jack Trout dalam bukunya In Search of the Obvious, setidaknya ada delapan kesalahan besar yang lazim terjadi dalam dunia hiperkompetitif seperti saat ini.
Ikut-ikutan
Banyak orang percaya bahwa masalah mendasar dalam pemasaran adalah membujuk calon pelanggan. Karena memiliki produk atau jasa yang lebih baik, Anda akan berkata, “Kami mungkin bukan yang pertama, tetapi kami akan menjadi yang lebih baik.”
Itu bisa saja benar, tetapi jika Anda terlambat, dan harus bertempur dengan pesaing besar yang telah mapan, strategi pemasaran Anda mungkin salah. Ikut-ikutan tidak akan berhasil.
Apa yang Anda jual?
Perusahaan besar dan kecil sering merasa sangat kesulitan menggambarkan produk mereka, khususnya jika produk tersebut merupakan kategori baru dan teknologi baru. Penjelasan mereka sering kali berbelit-belit yang pada akhirnya menjadi sulit dipahami.
Sukses pemasaran terbesar diperoleh dengan penjelasan efektif tentang apa yang Anda tawarkan. Jangan berusaha kelihatan cerdas atau rumit.
Kebenaran akan menang.
Pemasaran adalah pertarungan persepsi. Ini merupakan pernyataan sederhana yang sering menjadi sandungan bagi banyak pengusaha. Orang-orang pemasaran asyik melakukan riset dan “mendapatkan fakta-fakta”. Mereka menganalisis situasi untuk memastikan kebenaran itu memang berada di pihak mereka.
Kemudian, mereka berlayar dengan penuh percaya diri ke arena pemasaran. Merasa aman dengan pengetahuan bahwa mereka memiliki produk terbaik dan bahwa pada akhirnya produk terbaiklah yang akan sukses.
Padahal, semua yang ada di dunia pemasaran ini merupakan persepsi pikiran pelanggan atau calon pelanggan.
Ide orang lain
Meluncurkan produk ikut-ikutan sebenarnya berbahaya, seperti halnya ide yang ikut-ikutan. Alasannya, dua perusahaan tidak bisa memiliki konsep yang sama dalam pikiran pelanggan. Ketika pesaing memiliki satu kata atau posisi dalam pikiran pelanggan, akan sia-sialah memiliki kata yang sama.
Kami sangat sukses
Kesuksesan sering menyebabkan arogansi, dan arogansi akan menyebabkan kegagalan.  Ketika orang menjadi sukses, mereka cenderung bersikap kurang objektif.
Ketika kesuksesan mereka semakin meningkat, mereka semakin arogan dan merasa bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan. Kesuksesan membawa kesulitan.
Segalanya untuk setiap orang
Ketika Anda mencoba menjadi apa saja untuk  semua orang, Anda akan mengalami kesulitan. Mencoba menggunakan merek yang sudah sukses untuk tujuan yang lebih tinggi daripada yang bisa ditunjukkan merek itu dalam pikiran pelanggan malah bisa menjadi bumerang bagi merek itu sendiri.
Hidup dengan angka
Angka sangat dibutuhkan dalam bisnis. Hitungan tentang laba dan pendapatan tentu harus melibatkan angka-angka. Namun, kita juga harus berhati-hati dalam menggunakan angka-angka untuk membuat sebuah prediksi bisnis.
Sebuah perhitungan yang tidak akurat dapat mengarahkan kita pada penetapan target yang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin kita dapat mencapai sebuah target yang tidak masuk akal tersebut? Hal tersebut juga dapat membuat harga saham kita di pasar hancur. Namun yang lebih fatal, ketidakakuratan perhitungan dapat membuat kita keliru dalam mengambil keputusan.
Tidak mengkritisi diri-sendiri
Telah banyak yang ditulis tentang DEC, Xerox, AT&T, dan Kodak, dan usaha mereka untuk berpindah dari bisnis dengan pertumbuhan lambat menjadi cepat.
Jika situasi ini semakin parah, perusahaan-perusahaan dihadapkan pada apa yang disebut “teknologi-teknologi yang mengacaukan”.
DEC menghadapi revolusi komputer desktop, Xerox menghadapi gelombang produk cetak laser, dan Kodak menghadapi kamera digital.
Walaupun sulit, seorang pemimpin harus menemukan cara untuk beralih ke ide atau teknologi yang lebih baik. Sekalipun itu mengancam bisnis dasar mereka. Jika tidak, masa depan mereka akan terancam, khususnya ketika teknologi dikembangkan dan mencapai momentumnya. Masalahnya adalah bagaimana melakukan hal seperti itu?
7 Kesalahan Paling Umum Dalam Penjualan



Kita semua pernah membuat kesalahan ketika menjual produk atau jasa . Berikut adalah kesalahan penjualan paling umum yang pernah dibuat.
Kesalahan penjualan #1: Membiarkan prospek untuk mengontrol proses penjualan Anda.
Cara terbaik untuk mengontrol interaksi penjualan adalah dengan mengajukan pertanyaan. Ini juga merupakan cara terbaik untuk mengetahui apakah produk atau jasa Anda memenuhi kebutuhan prospek Anda. Pastikan pertanyaan Anda mengungkap isu-isu spesifik, masalah, atau tujuan perusahaan yang sangat penting dan membantu Anda menetapkan diri sebagai seorang ahli.
Kesalahan penjualan #2: Tidak menyelesaikan pra-meeting research.
Setelah beberapa minggu Anda berhubungan dengan prospek melalu telepon, Anda memutuskan untuk melakukan pertemuan. Sayangnya, Anda melakukan pertemuan tanpa terlebih dahulu melakukan penelitian perusahaan.
Alih-alih untuk menyajikan solusi untuk masalah yang ada, Anda malah menghabiskan seluruh pertemuan sebagai pembelajaran informasi fundamental, yang bagi eksekutif senior sangat membuang-buang waktu.
Pendekatan ini merupakan salah satu kesalahan penjualan yang paling umum. Menginvestasikan waktu untuk belajar tentang prospek Anda sebelum Anda menelepon mereka dan sebelum Anda mencoba untuk menjadwalkan pertemuan sangatlah penting.
Kesalahan penjualan #3: Terlalu banyak bicara
Kebanyakan tenaga penjual terlalu banyak berbicara selama interaksi penjualan. Entah itu tentang produk mereka, fitur mereka, layanan mereka, atau sebagainya.
Seorang teman yang berkecimpung dalam bisnis periklanan dan sering berbicara dengan prospek awalnya meminta penawaran. Alih-alih ingin berbicara panjang lebar tentang pengalaman biro iklan dan kualifikasi, ia mendapatkan klien potensial berbicara tentang bisnis. Dengan melakukan hal ini ia mampu menentukan strategi yang paling efektif untuk prospek itu.
Kesalahan penjualan #4 Memberikan informasi yang tidak relevan
Ketika Anda melakukan presentasi, Anda mungkin tidak peduli tentang siapa klien Anda. Anda hanya memikirkan manfaat presentasi Anda dengan menceritakan bagaimana Anda akan mendatangkan keuntungan melalui produk atau jasa Anda.
Kesalahan penjualan #5: Anda tidak siap
Bila Anda melakukan penjualan atau menghadiri pertemuan dengan calon pelanggan sangat penting untuk mempersiapkan diri. Artinya, Anda harus memiliki semua informasi yang relevan di ujung jari Anda. Termasuk harga, testimonial, sampel, dan daftar pertanyaan kemungkinan akan ditanyakan.
Ada baiknya, Anda membuat daftar dari informasi penting yang dibtuhkan dan meninjau kembali untuk membuat kesan pertama yang hebat atau jangan melakukannya jika Anda tidak siap.
Kesalahan penjualan #6: Mengabaikan meminta penjualan
Jika Anda menjual produk atau layanan, Anda memiliki kewajiban untuk meminta pelanggan untuk berkomitmen, terutama jika Anda telah meginvestasikan waktu untuk memenuhi kebutuhan mereka dan Anda tahu bahwa produk atau jasa yang ditawarkan merupakan solusi untuk mereka.
Banyak orang yang peduli dan sedikit memaksa ketika meminta penjualan. Tapi, selama Anda memintanya dengan cara tidak mengancam, percaya diri, orang biasanya akan meresponnya dengan positif.
Kesalahan penjualan #7: Prospek gagal
Ini merupakan salah satu kesalahan paling umum yang dibuat bisnis independen. Ketika bisnis menemukan banyak calon pelanggan, banyak yang berpikir bahwa bisnis akan terus tumbuh. Namun, penjualan yang paling sukses adalah calon pelanggan sepanjang waktu. Mereka menjadwalkan waktu mereka untuk calon pelanggan ke dalam agenda mereka setiap minggunya.

Tips mengendalikan Konflik Bisnis Kemitraan


Tips mengendalikan konflik
Membangun Kemitraan dan Mengendalikan Konflik

”Acuh tapi butuh” atau ”benci tapi rindu”. Kondisi inilah yang banyak terjadi dalam kemitraan antara prinsipal dan para distributornya. Hal ini terjadi bukan karena semata-mata  perbedaan  kepentingan. Tapi, di balik itu, ada masalah mendasar, bahwa kedua belah pihak  terkadang  kurang memahami  arti  kemitraan itu sendiri.
Strategi kemitraan dalam kerja sama yang panjang dan saling mendapatkan manfaat yang seimbang—dilandasi sikap ”menang-menang”—memang masih terus jadi perdebatan. Namun sesungguhnya hal ini mengandung kebenaran yang sangat hakiki, yaitu:  kemitraan membutuhkan kerja keras dan kadang perlu melampaui harapan setiap  individu yang ada di dalam organisasi itu sendiri. Tapi jika hal ini dilakukan dengan  benar, baik serta bersinergi; maka usaha tersebut sangat berguna dan manfaat yang diperoleh tak ternilai harganya.
Bukan Sekadar Transaksi
Kemitraan adalah sebuah risiko yang menguntungkan serta memberikan manfaat dan keuntungan lebih tinggi—dibandingkan jika segala sesuatunya kita laksanakan atau  operasikan sendiri. Karena itu, sudah menjadi hal mutlak untuk ditelaah dan mendapat perhatian khusus, bahwa kemitraan antara prinsipal dan distributor bukan lagi semata-mata ikatan transaksi belaka antara penjual dan pembeli, namun sudah bagian dari  strategi untuk memenangkan pertempuran dengan semakin ketatnya persaingan.
Kemitraan di dalam kerja sama distribusi ini ibarat suami-istri yang selalu diwarnai dengan api cemburu atau perbedaan pendapat. Munculnya ”konflik” dan ketegangan adalah hal yang sangat umum. Tapi solusinya tentu harus diselesaikan secara bersama bagi kebaikan kemitraan itu sendiri. Kecenderungan yang biasanya terjadi adalah masing-masing pihak bertindak atas kepentingan sendiri.
Konflik sebenarnya hal yang biasa dalam proses dan operasional kehidupan berusaha. Tidak ada yang bisa memastikan bahwa sebuah kerja sama kemitraan dapat dijalankan tanpa adanya konflik. Namun, sebelum segala sesuatunya terlambat, ada 3 (tiga) yang diperlukan hal untuk membangun kemitraan dalam perusahaan distribusi tanpa harus saling menyalahkan. Pertama, menyatukan dan mencocokkan sasaran dari masing-masing pihak, yaitu prinsipal dan para distributornya. Kedua, menyeleksi partner yang tepat; dan ketiga, mengembangkan rencana kerja bersama dengan obyektif yang spesifik, terukur, dan  wajar.

Tidak Saling Menyalahkan
Sebelum mendiskusikan langkah-langkah dalam kemitraan ini, untuk menghindari  konflik perlu ada pemahaman bersama bahwa: bilamana terjadi silang pendapat, perlu dipahami dan dibuat lebih spesifik tentang hal sebab-akibat serta harapan dan—lebih penting lagi—adalah apa yang harus kita perbuat.
Jadi, silang pendapat merupakan suatu fenomena yang memiliki banyak sisi, khususnya dalam konteks kemitraan antara prinsipal dan distributor. Kemitraan akan menjadi semakin kuat dan berdampak positif dengan adanya konflik yang dapat dikendalikan. Hal yang seperti ini justru menguntungkan karena akan membentuk fondasi yang kokoh, serta membuat dan mengangkat masalah yang riskan jadi muncul sehingga memiliki spirit penyelesaian secara inovatif.
Sasaran dari kemitraan sebenarnya adalah untuk menciptakan tujuan, saling tidak mengancam, serta mengkaji ulang hal yang serius dan dilema yang dihadapi. Kemitraan  sejati sudah pasti akan menghindari konflik. Tapi, bila hal ini terjadi, maka hal yang perlu dilakukan adalah sikap tidak saling menuduh, tidak melemparkan masalah—dengan kata lain, meski kesalahan dari pihak kita, namun pihak lawan dijadikan kambing hitamnya (yang kita kenal dengan peribahasa ”lembar batu, sembunyi tangan”)—serta tidak memberikan ultimatum atau menghakimi, melainkan lebih fokus pada mendengarkan dan saling pengertian.
Untuk merealisasikan hal ini, maka beberapa konteks patut juga diperhatikan di dalam melaksanakannya. Misalnya perlu memperhatikan waktu yang tepat. Waktu di mana masing-masing tidak merasa tergesa-gesa atau terganggu oleh kesibukan lain. Usahakan  pula untuk mencari tempat petemuan yang ”netral”. Hal ini semata-mata untuk memberikan efek psikologis agar tidak ada yang merasa dalam suasana tertekan atau menekan; dan untuk menjelaskan kenapa latar belakang pertemuan itu sendiri perlu dilaksanakan. Jadi, dengan kata lain, kemitraan adalah suatu hubungan relasi—bukan hanya melulu bisnis. Siapa saja yang perlu dilibatkan juga merupakan hal penting demi efektivitas sehingga pengambilan keputusan dapat segera dilaksanakan; dan yang terakhir adalah bagaimana proses mengkaji ulang hal yang perlu dipertimbangkan sebelum pertemuan dengan suasana tanpa merasa disalahkan.
Kunci kepuasan dari pertemuan itu adalah merayakan setiap sukses—walau sekecil apa pun persoalan yang dapat diatasi. Jadikanlah membangun kemitraan distribusi serta mengatasi konflik tanpa saling menyalahkan sebagai sebuah proses pembelajaraan yang sangat berguna bagi setiap individu, baik mewakili prinsipal maupun wakil dari distributor. Selamat mencoba!

How To Handling Customer Objection


Menangani Keluhan Pelanggan
(How To Handling Customer Objection) 
Artikel ini membahas prosedur umum untuk menangani keluhan pelanggan di perusahaan besar atau kecil, manufaktur atau jasa, sektor swasta atau pemerintah. Ini merupakan sebuah pendekatan bagaimana memperlakukan keluhan pelanggan secara konsisten di sebuah perusahaan untuk memastikan bahwa keluhan itu ditangani dengan efektif untuk keuntungan pelanggan dan perusahaan.
Definisi
Keluhan pelanggan ( Customer complain ) adalah satu pernyataan atau ungkapan rasa kurang puas terhadap satu produk atau layanan, baik secara lisan maupun tertulis, dari pelanggan internal maupun eksternal.
Manfaat Prosedur Penanganan Keluhan
• Tersedia prosedur yang jelas ketika terjadi keluhan
• Menciptakan pemahaman dan keyakinan cara menangani keluhan
• Membantu mengatasi rasa “bersalah” secara pribadi bagi orang yang menangani keluhan
• Menerima keluhan sebagai umpan-balik yang berharga, bukan sebagai kritik
• Menghasilkan catatan yang dapat digunakan untuk menganalisa kemungkinan peningkatan layanan

Langkah yang Diperlukan :
1. Bentuk pendekatan umum untuk penanganan keluhan
Ini memerlukan persetujuan dari semua pihak terkait di perusahaan, dari staff hingga pimpinan perusahaan. Pastikan bahwa semua orang di perusahaan mempunyai pandangan yang sama terhadap pelanggan. Ini harus tertanam ke dalam budaya perusahaan dan terutama menjadi tanggung jawab managemen senior.
Ingat! Ketika pelanggan mengadukan keluhan, harapan mereka:
• Ada yang melayani keluhannya
• Didengar dan dipercaya
• Diperlakukan dengan adil dan efisien
• Terus diberitahu kemajuan penanganan masalah
• Diberikan kompensasi bila perlu
2. Sediakan form standar untuk keluhan
Ini merupakan alat bantu berharga yang berisi informasi berikut ini:
Rincian tanda terima
• Tanggal diterima
• Diterima oleh
• Divisi/dept
Rincian pelanggan
• Nama, alamat
• Telepon, fax, nomor HP, emai
Rincian tindakan
• Tanggal selesai
• Sign-off
• Penanggung jawab
3. Pastikan keluhan dianalisa dengan benar
Pada saat menerima keluhan, penerima harus melihatnya sebagai kesempatan kedua untuk memuaskan
pelanggan. Staff penerima harus:
• Bersikap sopan dan berempati pada pelanggan
• Memastikan semua rincian keluhan telah dicatat dalam form keluhan
• Yakin bahwa informasi yang dicatat adalah factual
• Tidak mengakui kewajiban atau kesalahan pada tahap ini
Penerima keluhan, bila perlu bersama manager-nya, harus memutuskan apakah ini merupakan keluhan besar atau kecil berdasarkan temuan informasi yang tepat, dan analisa fakta yang ada. Keluhan kecil dapat disebabkan oleh salah tafsir, kesalahpahaman, kesalahan rincian informasi, atau kecerobohan kecil. Keluhan besar dapat meliputi pelanggaran hukum pidana, hal-hal yang berakibat buruk pada kesehatan dan keselamatan, atau masalah keuangan hingga pencemaran nama baik individu maupun lembaga yang terlibat.
4. Membangun kepemilikan dan tanggung jawab
Staf harus diberdayakan untuk mengambil tindakan yang tepat jika keluhan telah diakui kebenarannya
dengan jelas, berada dalam wilayah tanggung jawabnya, dan dapat segera diselesaikan. Jika keluhan tidak dapat diselesaikan oleh penerima, rincian pelanggan dan keluhannya harus dicatat dalam form yang telah tersedia untuk itu, dan segera mengirimkannya ke bagian atau tingkat tanggung jawab yang relevan.
Pelanggan harus diberi tahu siapa yang berhubungan dengan keluhannya dan jawaban akan diberikan secepat mungkin dalam batas waktu tertentu. Sangat menjengkelkan bila pelanggan harus berhubungan dengan organisasi yang tidak jelas tanggungjawabnya, atau di ping-pong dari satu orang ke orang lainnya.
5. Menentukan prosedur eskalasi
Bila keluhan merupakan masalah besar, manager harus memutuskan tindakan yang tepat, dan hal ini dapat meliputi:
• Berkonsultasi dengan otoritas yang lebih tinggi
• Membuat laporan kejadian secara rinci
• Menghubungi pengacara perusahaan
• Menghubungi polisi
6. Penyelesaian keluhan
Tindakan tepat untuk penyelesaian keluhan akan menjadi jelas setelah tingkat keseriusan dipahami dengan baik, dan analisa fakta dilakukan dengan benar. Penyelesaian masalah bukanlah waktu untuk negosiasi atau barter dengan pelanggan yang memiliki keluhan asli, bukan mengada-ada atau mencari kompensasi. Jika ada keterlambatan dalam menyelesaikan keluhan, pelanggan harus dihubungi secara berkala dengan interval waktu yang disetujui bersama.
7. Pastikan form keluhan pelanggan ditandatangani
Ketika masalah telah diatasi untuk kepuasan pelanggan, penerima atau superior harus menandatangani form keluhan pelanggan dan menyatakan masalah selesai untuk analisa kecenderungan keluhan selanjutnya. Bisa jadi tidak ada penyelesaian yang memuaskan, bila pelanggan menuntut sesuatu yang “tidak masuk akal” atau “di luar” batas ketentuan perusahaan. Bila ini terjadi, mungkin perlu untuk:
• Beritahu pelanggan bahwa apa yang diinginkannya diluar kemampuan perusahaan
• Pastikan langkah apa yang dapat diambil selanjutnya
• Dan nyatakan bahwa hal ini akan dilaporkan ke managemen senior
8. Putuskan tindakan korektif internal
Setelah berurusan dengan keluhan, putuskan apakah sistem, peralatan atau peningkatan kemampuan personil membutuhan penanggulangan. Uruslah keperluan perbaikan proses internal atau pelatihan sesegera mungkin setelah ada keluhan.
9. Bangun evaluasi kepuasan pelanggan
Setelah selang waktu yang tepat, misalnya dua minggu, hubungi kembali pelanggan untuk memastikan bahwa keluhannya telah diselesaikan dengan memuaskan – dan untuk memastikan bahwa mereka masih menjadi pelanggan yang loyal.
10. Analisa keluhan secara periodik
Semua form keluhan harus disimpan oleh orang yang ditugaskan untuk itu, seorang manager harus bertanggungjawab untuk memantau sifat dan tingkat keluhan secara teratur. Hasil analisa ini, dan rincian tiap tindakan korektif, harus dilaporkan ke managemen senior secara teratur.

Hal-hal yang Perlu Dilakukan dan yang Tidak Boleh Dilakukan
Perlu dilakukan:
• Membuat “layanan pelanggan” sebagai bagian dari budaya perusahaan
• Berdayakan staff untuk menangani keluhan
• Jaga hubungan dengan pelanggan untuk memastikan bahwa keluhan mereka ditangani dengan memuaskan
• Analisa pola keluhan dan ambil tindakan perbaikan. Terima dan perlakukan keluhan secara positif
Kesopanan, cepat tanggap dan sentuhan pribadi sangat penting. Pelanggan yang mengeluh dan mendapatkan ketiga hal tersebut biasanya akan tampil sebagai pelanggan yang lebih puas dari sebelumnya. Dan mereka akan bercerita kepada orang lain.
Tidak boleh dilakukan
• Menyalahkan pelanggan
• Mengatakan “ini bukan bagian saya”
• Menerima keluhan secara “pribadi” atau membela diri
• Menggunakan pekerjaan administratif untuk menolak memberikan tanggapan yang cepat terhadap
keluhan
Sikap seenaknya, lamban, dan tidak memperlakukan pelanggan secara pribadi akan membuat anda kehilangan bukan hanya pelanggan yang bersangkutan, tetapi juga banyak pelanggan yang lainnya – dimana berita buruk akan menyebar dengan cepat.