Selasa, 23 September 2014

10 RAHASIA UNIK DAN FILOSOFI HIDUP ANGKA 0


Di dunia ini terdata ada 10 angka yang telah diakui yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9. Tapi di balik itu semua terdapat sebuah angka yang sangat istimewa yaitu angka 0. Banyak yang terus memikirkan dan meneliti angka 0 tetapi masih sulit untuk mengungkap semua rahasia di balik angka 0. Dan tak jarang pemikiran angka 0 merupakan filosofi tentang hidup. Di sini kita akan mengungkap seluruh rahasia dan filosofi angka 0.
1.      Keberadaan angka 0.
Misalkan angka 0 dijadikan sebagai konstanta dalam apel dan jeruk. Pada keadaan ini sebenarnya kejadian 0 apel dan 0 jeruk adalah suatu kejadian yang sama yaitu bahwa diatas meja tidak ada benda yang dimaksud. Jadi pernyataan 0 jeruk = 0 apel. Sehingga lambang bilangan 0 bersifat lebih netral dibanding bilangan yang lain. Inilah logika yang tertanam dalam benak kita bahwa lambang bilangan 0 mewakili sesuatu benda nyata yang tidak ada. Dalam ilmu fisika ada angka 0 yang dianggap angka penting dan tidak penting.  Contoh : 10,50 = 10,5 (angka 0 desimal dibelakang 5 tidak dianggap nilainya ada padahal ada sehingga bukan angka penting).  Beda halnya dengan 10,05 bukankah begitu, para pembaca ???
2.      Dalam struktur angka,
Bilangan bulat terdiri dari {…-3,-2,-1,0,1,2,3…}, jika dilihat semua angka kecuali angka 0 pasti mempunyai nilai (+) dan (-) seperti angka 1 mempunyai nilai (+1) atau (1) dan (-1), tetapi mengapa angka 0 tidak memiliki tanda (+) dan (-)? Filosofinya dari angka 0 ini kita dapat belajar tentang keseimbangan hidup dunia dan akhirat, tentang sesuatu yang telah terjadi dan yang akan datang, atau keseimbangan yang lainnya. Jika tanda (-) memiliki arti bahwa sesuatu yang telah terjadi dengan kehidupan di dunia, kita tidak boleh terlalu jauh menuju kenegatifan, atau terlalu terfokus apa yang telah terjadi bahkan terbuai dan terlena dengan kejadian masa lalu. Masa lalu baik kelam maupun menyenangkan tetap kita tinggalkan bukan? Hadapi dan fokuslah saat ini dan masa yang akan datang, sebab waktu tidak akan terulang kembali. Tetapi kita juga perlu menyentuh makna (+), dengan apa saja yang akan kita lakukan yang belum terjadi serta kehidupan kita setelah mati nanti. Dan yang ingin kita dapatkan adalah seperti angka 0, yang seimbang di antara kenegatifan dan kepositifan.
3.      Angka 0 dalam penjumlahan dan pengurangan,
Sebuah bilangan (positif maupun negatif) jika dijumlah atau dikurang dengan 0 maka nilainya tidak akan berubah. Dapat dikatakan bahwa kehadiran bilangan 0 pada penjumlahan dan pengurangan tidak mempunyai peran dan dapat diabaikan. Misalnya 5 + 0 = 5, -23 + 0 = -23, 12 - 0 = 12, -34 - 0 = -34. Filosofinya : sesuatu  yang tidak benar-benar ada  jika ditambahkan atau dihilangkan/dikurangkan dari apapun yang telah bernilai tak akan merubah nilai itu. Ini artinya adalah jika kita ingin diperhitungkan dalam sebuah komunitas, maka kita harus bernilai untuk komunitas itu. Maukah anda dianggap sebagai parasit bahkan sampah dalam sebuah komunitas tertentu apalagi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4.    Angka 0 dalam perkalian, sebuah bilangan (positif atau negatif) jika dikalikan dengan 0 akan menghasilkan 0. Misalnya 72 x 0 = 0, 0 x -56 = 0. Filosofinya : jika kita telah memiliki sesuatu yang bernilai dan ingin menggandakan nilainya, sebaiknya hindarilah bertemu dengan sesuatu yang tidak bernilai, karena hanya akan menelan semua nilai yang ada menjadi tiada.  Ibarat kata, kita sudah mendapatkan banyak pahala lalu pahala kita tiba-tiba menyusut bahkan menghilang begitu saja karena melakukan sebuah tindakan yang salah dan berbobot dosa besar sehingga merusak amalan kita sebelumnya. Alangkah naif dan ironinya, maka dari itulah belajarlah dari angka 0 untuk tetap istiqomah dalam berbuat, berpikir dan beramal soleh untuk bekal di dunia dan akherat kelak.
5.     Angka 0 dalam pembagian,
        Sebuah bilangan (positif atau negatif) jika dibagi dengan 0 maka hasilnya tidak dapat didefinisikan. Misalnya 5 : 0 = tidak terdefinisi. Disini peran angka 0 benar-benar mencapai titik  yang tidak terduga, dimana sebuah bilangan yang pada awalnya bernilai akan menghasilkan sesuatu yang tidak hanya tak benilai namun justru tak berarti (tidak didefinisikan). Filosofinya berarti adalah jangan sampai kita berbagi sesuatu hal kepada siapapun dengan nilai manfaat yang sia-sia belaka bahkan bisa merugikan dan tidak berarti atau tidak dianggap nilainya di mata manusia apalagi di mata Sang Maha Pecipta langit dan bumi beserta isinya.
6.    Sifat penjumlahan dan perkalian angka yang sama.
        Jika dalam perhitungan penjumlahan suatu bilangan yang sama, akan menghasilkan bilangan yang lain untuk setiap bilangan kecuali 0. Ini merupakan salah satu beda 0 dengan yang lainnya.  Contohnya, misal dengan penjumlahan : 2 + 2     = 4, 3 x 3     = 9, -1 x (-1) = 1, 123 + 123 = 246. Sehingga dari bilangan-bilangan di atas jika divariabelkan di dapat :x     + x     = 2x.  Tapi bagaimana dengan angka 0, jika 0 + 0 = 0, maka x  + x     = x sudah jelas berbeda bukan ???
        Filosofinya dalam kehidupan sehari-hari adalah, tentang sosialisasi diri kita. Manusia pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, jika kita tidak mempunyai sosialisasi dengan orang lain yang tidak dapat saling membantu, maka kita akan sia-sia. Kekurangan kita akan bisa tertutupi dengan orang yang bisa lebih atas kekurangan kita. Begitu juga sebaiknya, Si Mampu menutupi Si Kurang atau Tidak mampu’’ karena tangan di atas lebih mulia dibandingkan tangan yang di bawah.  Itulah butuhnya untuk saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain. Tidak akan dan tidak akan pernah ada di sebut ‘‘ Si Kaya ” jika di sekitarnya ada ‘‘ Si Miskin ”, begitu juga istilah lainnya dalam kehidupan sehari-hari.  Setujukah dengan pendapat saya?
7.    Sifat pengurangan angka yang sama.
Setiap bilangan yang sama jika dikurangkan satu sama lain adalah 0.  Contoh : 9 – 9 = 0 dan 5 – 5 = 0.  Begitu pun dengan 0 itu sendiri, jika 0 – 0 = 0.  Filosofinya, jangan meremehkan seseorang yang kita anggap tidak ada gunanya, karena kita selalu merasa lebih terhadap lebih dari orang lain. Tetapi jika kita masih sering berpikir begitu, maka suatu saat kitalah yang akan menjadi seseorang yang tak berguna itu, karena kelebihan kita belum tentu berguna bagi orang lain.
8.    Sifat pembagian angka yang sama dan 0 pangkat 0.
Setiap bilangan yang sama jika dibagi dengan angka itu sendiri pasti akan menghasilkan 1, kecuali 0, mengapa? Contoh : 87 : 87 = 1, 999 : 999 = 1, -3 : -3 = 1.  Jadi disimpulkan : x : x = 1.  Tetapi mengapa tidak berlaku dengan 0, 0 : 0 = tak tentu, mengapa bukan 1? Karena untuk 0 x a = 0, untuk a setiap bilangan, maka 0 : 0 = a, untuk a setiap bilangan apapun, Jadi 0 : 0 adalah tak tentu, ini juga sama halnya dengan 0 pangkat 0 dapat dijadikan dengan 0 : 0. Penjelasan :00 = 01-1 = 01 x 0-1 = 01 / 01 = 0 : 0.  Filosofinya bahwa kita perlu mempertimbangkan tujuan hidup kita, pusatkan dengan 1 hasil yang ingin didapat, dengan perencanaan (planing) dan usaha yang seimbang. Jika tanpa adanya planing dan usaha, maka hasil tidak akan tercapai, itulah yang membuat tujuan hidup terkadang tak tentu. Jadi kesimpulannya adalah buatlah daftar tujuan hidup anda yang jelas dan terarah sehingga tidak sia-sia dan tak tentu makna nilai hidup anda.  Jika anda tidak ingin masuk golongan orang-orang yang sesat dan merugi, maka berpikirlah seribu kali sebelum melangkah kedepan jika perlu every time dan every where.
9.    Arti penting letak 0. Dalam sebuah bilangan asli, lambang bilangan 0 jika diletakkan pada sisi sebelah kanan (bukan terletak di urutan paling depan) maka akan mempunyai nilai sesuai letaknya, sedang jika diletakkan pada sisi paling kiri (urutan terdepan sebuah bilangan) lambang bilangan 0 tak mempunyai arti apapun. Misalnya kita mempunyai bilangan 999, jika pada sisi kanan kita tambahkan lambang bilangan 0 maka nilainya menjadi 9990, lambang bilangan 0 mempunyai arti/nilai. Namun jika kita letakkan di sisi paling kiri menjadi 0999, maka lambang bilangan 0 tak mempunyai arti/nilai. Filosofi yang dapat kita ambil adalah bahwa sesuatu yang tidak nyata-nyata ada, tidak akan bernilai apapun jika ditempatkan pada posisi paling depan. Yang berhak menempati posisi terdepan adalah mereka yang nyata-nyata mempunyai nilai. Jadi jika kita ingin mencapai posisi terdepan maka kita harus memiliki nilai.10.  Bilangan berpangkat 0 kecuali 0. Angka sebesar apapun kalau di pangkatkan ”0” pasti hasilnya ”1” berarti tidak boleh ada angka yang sombong karena besarnya. 999.999.999 saja kalu dipangkatkan ” 0 ” tetep jadi 1.  Filosofinya, kita janganlah sombong dengan pangkat yang dimiliki, walaupun pangkat kita setinggi-tingginya, apalagi pangkat tinggi tanpa memiliki kemampuan apapun alias 0. Atau dengan istilah illustrasi lainnya, seperti pemimpin bangsa suatu negara.  Jangan sampai kita menjadi seorang presiden atau kepala negara sebagai jabatan tertinggi suatu kaum tetapi kita tidak bisa berbuat banyak untuk rakyat kita bahkan kita justru dibenci oleh rakyat kita sendiri akibat ulah dan pola pikir kita selama memimpin suatu bangsa.  Manfaatkan jabatan anda setinggi gunung tersebut dengan sebaik-baiknya, sebab jika kita salah mengambil keputusan maka justru menjadi menyerang balik atau bumerang bagi kita sendiri.
Contoh lain, misalnya kita adalah seorang atlit berprestasi dan profesional yang sudah rajin dan tekun berlatih, kemudian suatu ketika kita melanggar pantangan yang sangat berat seperti minum obat doping (penambah stamina plus) saat atau sebelum bertanding dengan tujuan supaya kemampuan olah fisiknya menjadi berlipat ganda. Namun sayang, nasib berkata lain karena niat dan cara yang dilakukan salah dan tidak pantas dengan menghalalkan berbagai cara akhirnya dia didiskualifikasi sehingga dia gagal bertanding sama sekali. Padahal sebenarnya tanpa bantuan obat apapun sebenarnya kita yakin dia masih bisa menang walaupun tidak harus mencapai juara 1 (satu). Tetapi justru sebaliknya malah rencana justru acak-acakan seperti benang super kusut dan gagal total dari A-Z, tidak ada masa percobaan atau siaran ulang bahkan masih harus dikenakan denda oleh Organisasi Olah Raga Internasional yang menaunginya. Sedikit teledor dan gegabah bisa rusak parah dan celaka jadinya sehingga nama baiknya tercemar oleh umum (publik) melalui media massa cetak maupun elektronik.  Segala usaha, waktu, materi, pikiran dan dukungan moril dari orang-orang disekelilingnya menjadi percuma (mubazir) menuju titik 0. Penyesalan selalu datang terlambat dan tak ada gunanya disesali jika kita berbuat seperti di atas, sebab sudah banyak contoh dan bukti lainnya sebelum kita melakukan hal tersebut agar menjadi sebuah efek jera dan pelajaran bagi kita semua.
            Di sinilah sikap kejujuran dan keterbukaan diuji dalam setiap hal apapun, dan lambang kejujuran dan keterbukaan itu adalah angka 0 apa adanya.  Ibarat sebuah warna seperti warna putih bersih tanpa noda. Namun karena keteledoran atau kejahatan yang pernah kita buat maka warna putih akan berubah menjadi hitam penuh noda bahkan susah untuk dibersihkan sampai akhir hayat. Semoga bisa menjadi bahan renungan bersama. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar