Analisis Finansial Bimbingan Belajar (Bisnis Waralaba Lokal)
Studi Kasus di LBB Pancoran Mas Depok Jawa Barat Indonesia
A.PENDAHULUAN
Lembaga bimbingan belajar (LBB) merupakan suatu kebutuhan bagi siswa sekolah di
Indonesia khususnya di kota-kota besar. Sampai saat ini telah berkembang
berbagai lembaga bimbingan belajar seperti Primagama, Sony Sugema College,
Ganesha Operation, Nurul Fikri, Adzkia, Medica, BTA 8, BTA 70, Bintang Pelajar
dan lainnya.
Lembaga bimbingan belajar di Depok juga berkembang pesat. Dengan jumlah siswa
lebih dari 57 ribu orang, lembaga bimbingan belajar seakan tidak takut
kekurangan siswa. Di Depok sendiri telah berkembang berbagai lembaga bimbingan
belajar seperti Nurul Fikri, Ganesha Operation, Sony Sugema College, Gama
Jogja, BTA Group, Maestro, Primagama dan lembaga bimbingan belajar lainnya.
Namun jumlah lembaga bimbingan belajar tersebut masih jauh lebih sedikit
dibandingkan dengan potensi pasar yang ada. Sehingga, peluang pendirian lembaga
bimbingan belajar baru di Depok masih terbuka lebar.
Untuk mengoptimalkan peluang tersebut perlu dibuat proposal pendirian lembaga
bimbingan belajar. Proposal ini menerangkan aspek pasar, finansial dan teknis
serta manajemen lembaga pendidikan belajar.
KUNCI SUKSES
Berikut ini adalah kunci sukses yang kami yakini dapat mengembangkan lembaga
bimbingan belajar yang akan didirikan.
- Kurikulum
- Tentor
- Fasilitas
- Teknologi
- Harga
- Lokasi
- Pemasaran
- Pelayanan
- Kebersihan
- Kenyamanan
- Citra
- Kerjasama
B. PASAR & PEMASARAN
1.Peluang Pasar
Menurut data BPS Depok, pada tahun ajaran 2006/2007 jumlah siswa sekolah dasar
(SD) sampai sekolah menengah atas (SMA) di Depok sebanyak 185.000 siswa dari
384.000 anak usia SD-SMA di Depok. Sekolah dasar merupakan jenjang dengan
jumlah siswa terbanyak yaitu 125.581 siswa (68%). Jenjang pendidikan dengan
siswa terbanyak selanjutnya yaitu SMP dengan siswa sebanyak 44.601 siswa (24%)
dan SMA sebanyak 15.697 siswa (8%).
Kecamatan dengan jumlah siswa sekolah terbanyak adalah kecamatan Pancoran Mas
sebesar 48.246 siswa (25,9%). Kecamatan dengan siswa sekolah terbanyak
selanjutnya berturut-turut Cimanggis 44.371 siswa (23,8%), Sukmajaya 41.748
siswa (22,4%), Sawangan 23.698 siswa (12,7%), Limo 14.007 siswa (7,4%) dan Beji
13.773 siswa (7,4%).
Tabel Jumlah Sekolah dan Siswa di Depok TA 2006/07
Jumlah siswa SD di kecamatan Pancoran Mas sebanyak 38.323 siswa dari 98 SD.
Sedangkan, jumlah siswa SMP dan SMA lebih sedikit yaitu SMP 14.596 dari 43
sekolah dan SMA 4.438 dari 14 sekolah. Total jumlah siswa sekolah di kecamatan
Pancoran Mas sebanyak 57.357 siswa. Jumlah siswa sekolah sebanyak itu merupakan
pasar bagi lembaga bimbingan belajar (LBB) terutama siswa kelas 6 SD, kelas 3
SMP dan siswa kelas 1-3 SMA.
Tabel Jumlah Sekolah dan Siswa di Kec. Pancoran Mas TA 2006/07
Grafik Jumlah Siswa di Kec. Pancoran Mas TA 2006/07
Jumlah siswa kelas 6 SD, kelas 9 SMP dan siswa kelas 10-12 SMA di kecamatan
Pancoran Mas sekitar 15.600 siswa. Jumlah tersebut merupakan pasar potensial
lembaga bimbingan belajar (LBB).
Tabel Jumlah Siswa Kelas 3 - 12 di Kec. Pancoran Mas TA 2006/07
Grafik Jumlah Siswa Kelas 3 - 12 di Kec. Pancoran Mas TA 2006/07
2.Pangsa Pasar
Di kecamatan Pancoran Mas terdapat sekitar tujuh lembaga bimbingan belajar
(LBB). Bimbingan belajar tersebut yaitu Primagama, Ganesha Operation, Nurul
Fikri, Sony Sugema College (SSC), Gama Jogja, BTA Group dan Maestro.
Jumlah siswa sekolah yang mengikuti bimbingan belajar di kecamatan Pancoran Mas
sekitar 1.750 siswa. Jumlah tersebut dihitung dengan asumsi jumlah peserta pada
satu Lembaga bimbingan belajar sebanyak 250 siswa. Jumlah tersebut termasuk
siswa SD sampai dengan SMA.
Tabel Nama Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di Kec. Pancoran Mas
Persentase jumlah siswa sekolah yang telah mengikuti bimbingan belajar dengan
jumlah siswa kelas 6 SD, kelas 9 SMP dan siswa kelas 10-12 SMA di Pancoran Mas
sebesar 11,15 %. Oleh karena itu masih ada sekitar 88,85% yang tidak mengikuti
lembaga bimbingan belajar atau mengikuti Lembaga bimbingan belajar di luar
kecamatan Pancoran Mas. Jumlah tersebut sebesar 13.941 siswa.
Gambar Ilustrasi Pangsa Pasar Lembaga Bimbingan Belajar
di Kec. Pancoran Mas
D. FINANSIAL
Analisis finansial merupakan analisis untuk mengukur kelayakan suatu proyek
dari sisi finansial. Analisis ini juga untuk mengukur parameter biaya dan
pendapatan dari proyek yang akan dilaksanakan.
1. Asumsi
Beberapa asumsi yang dipakai meliputi metode penyusutan flat, umur ekonomis
usaha selama 8 tahun, tingkat bunga bank (sebagai perbandingan) sebesar 18%,
modal awal dikembalikan sebagai salah satu hak bagi hasil bagi investor sebesar
75% dari arus kas operasi setiap tahun sampai sejumlah modal yang telah
dikeluarkan dan bagi hasil antara investor dan pengelola masing-masing sebesar
50% dari arus kas.
2. Biaya Investasi
Biaya investasi meliputi sewa tempat, pengadaan peralatan, promosi dan cadangan
biaya operasioanl selama 3 bulan. Total biaya investasi sebesar 231,5 juta
terdiri dari sewa tempat selama satu tahun sebesar Rp. 50 juta (22%),
peralalatan sebesar Rp. 136,75 juta (59%), promosi sebesar 9,32 juta (4%) dan
cadangan operasional sebesar 35,43 juta (15%).
Tabel Biaya Investasi Pendirian Lembaga bimbingan belajar
No Uraian Sat Jml Harga/sat (Rp) Total (Rp)
3. Operasional
Biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel
adalah biaya yang besarnya bergantung dengan jumlah peserta Lembaga bimbingan
belajar. Sedangkan, biaya tetap besarnya relative tidak bergantung dengan
jumlah peserta Lembaga bimbingan belajar.
a. Biaya Variabel
Biaya variabel Lembaga bimbingan belajar meliputi biaya modul siswa, modul
pengajar, honor pengajar dan alat tulis pengajar. Jumlah biaya variabel
terbesar adalah biaya honor pengajar (48%) dan modul siswa (31%). Besar honor
pengajar per jam adalah Rp 35.000,- untuk pengajar SD-SMP dan Rp 40.000,- untuk
pengajar SMA.
Tabel Biaya Variabel Lembaga bimbingan belajar
Honor pengajar
Untuk kelas regular, jumlah jam kegiatan belajar mengajar (kbm) sebanyak 5 jam
per pekan. Sehingga jika sebulan terdiri dari empat pekan dan setahun terdiri
dari 12 bulan maka jumlah jam kbm setiap tahun (2 semester) sebanyak 240 jam
kbm. Sehingga total honor pengajar per tahun (2 semester) sebesar Rp.
8.400.000,- (untuk pengajar SD-SMP) dan Rp. 9.600.000,- (untuk pengajar SMA).
Untuk program 1 semester total honor setengah dari program 1 tahun.
Untuk kelas intensif SMP, jumlah jam kbm sebanyak 6 jam per pekan dan sebulan
sebanyak 4 pekan sehingga total jam kbm sebanyak 24 jam. Sehingga, total honor
pengajar sebesar Rp. 840.000,-. Untuk kelas intensif SMA, jumlah jam kbm
sebanyak 8 jam per pekan dan sebulan sebanyak 4 pekan sehingga total jam kbm
sebanyak 32 jam. Sehingga, total honor pengajar sebesar Rp. 1.280.000,-.
Untuk kelas fokus/garansi, jumlah jam kbm sebanyak 6 jam per pekan dan sebulan
sebanyak 4 pekan dan setahun sebanyak 12 bulan sehingga total jam kbm sebanyak
288 jam. Sehingga, total honor pengajar sebesar Rp. 11.520.000,-. Untuk kelas
fokus/garansi intensif, jumlah jam kbm sebanyak 48 jam per pekan dan sebulan
sebanyak 4 sehingga total jam kbm sebanyak 288 jam. Sehingga, total honor
pengajar sebesar Rp. 1.920.000,-.
Tabel Perhitungan Honor Pengajar Lembaga bimbingan belajar
Modul Siswa
Kebutuhan modul bergantung terhadap jumlah siswa. Setiap semester siswa
memperoleh 2 buah modul sehingga untuk kelas semester ganjil setiap siswa
mendapat 4 buah modul. Total kebutuhan modul berdasarkan proyeksi siswa Lembaga
bimbingan belajar sebanyak 850 modul. 1 buah modul seharga Rp 50.000,- sehingga
total kebutuhan modul dalam tahun pertama sebesar Rp. 42,5 juta.
Tabel Kebutuhan Modul
b.Biaya Tetap
Biaya tetap Lembaga bimbingan belajar terdiri dari biaya gaji, alat tulis
kantor (ATK), listrik & telepon, utilitas lainnya (air, minuman), promosi
dan depresiasi. Biaya tetap terbesar adalah gaji karyawan dengan total gaji per
bulan sebesar Rp 9.600.000,-.
Tabel Biaya Tetap Lembaga bimbingan belajar
Tahun pertama, Lembaga bimbingan belajar diperkirakan dapat menjaring siswa
sampai 325 anak yang terdiri dari 12 kelas. Pada semester pertama diperkirakan
terjaring 4 kelas dengan jumlah siswa 100 orang.
Tabel Prakiraan Jumlah Kelas dan Siswa Lembaga bimbingan belajar
5. Pengembalian Modal Investasi & bagi hasil
Modal investasi yang dikeluarkan akan dikembalikan sebagai salah satu item bagi
hasil. Setiap tahun, 75% dari arus kas operasi akan dikeluarkan sampai seluruh
modal investasi dikembalikan. Modal investasi diperkirakan selesai dikembalikan
selama 3 tahun.
Tabel Perkiraan Pengembalian Modal Investasi Lembaga bimbingan belajar
Sisa 25% dari arus kas operasi disebut nett arus kas merupakan dana yang akan
dibagi sebagai bagi hasil. Pada perhitungan ini diasumsikan investor dan
pengelola mendapatkan bagi hasil masing-masing sebesar 50%.
Tabel Perkiraan Bagi Hasil Lembaga bimbingan belajar
6.Kriteria Kelayakan Investasi
Kriteria kelayakan investasi meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), Nett Benefit Cost (Nett B/C) dan Pay Back Period (PBP).
Berdasarkan perhitungan, nilai NPV Lembaga bimbingan belajar sebesar Rp 234
juta. Karena nilai NPV lebih besar dari 0 maka proyek Lembaga bimbingan belajar
layak berdasarkan nilai NPV. Nilai IRR Lembaga bimbingan belajar sebesar 36%.
Karena nilai IRR lebih besar dari discount factor maka proyek Lembaga bimbingan
belajar ini layak berdasarkan nilai IRR. Nilai Net B/C Lembaga bimbingan
belajar sebesar 1,9. Karena nilai Net B/C lebih besar dari 1 maka proyek
Lembaga bimbingan belajar layak berdasarkan nilai Net B/C. Nilai PBP Lembaga
bimbingan belajar selama 3,58 tahun. Karena nilai PBP lebih cepat dari umur
ekonomis proyek maka proyek Lembaga bimbingan belajar layak berdasarkan nilai
PBP.
Tabel Kriteria Kelayakan Investasi Lembaga bimbingan belajar
7.Analisis Sensitifitas
Analisis sensitifitas adalah analisis untuk mengukur jumlah pendapatan minimal
atau biaya maksimal sehingga usaha pada titik impas atau rugi mengacuk pada
criteria kelayakan finansial.
Berdasarkan perhitungan, jumlah siswa minimal adalah lebih dari 68 siswa pada
semester ganjil, 208 siswa pada semester genap dan terdapat 60 siswa intensif.
Sehingga total jumlah siswa minimal pada tahun pertama sebanyak 336 siswa.
Dengan jumlah siswa sebanyak itu, criteria kelayakan investasi adalah NPV minus
Rp 499.000,-, IRR 17,97% dan Nt B/C 1,19 dan PBP selama 9,8 tahun. Selain itu
terdapat penambahan modal investasi menjadi menjadi 300 juta untuk menutupi
Biaya operasional.
Tabel Jumlah Minimal Siswa pada Titik Kerugian dengan Penambahan Modal
Jumlah siswa minimal yang lebih aman adalah 91 siswa pada semester ganjil, 231
siswa pada semester genap dan terdapat 85 siswa intensif. Sehingga total jumlah
siswa minimal pada tahun pertama sebanyak 407 siswa. Dengan jumlah siswa
sebanyak itu, criteria kelayakan investasi adalah NPV Rp 135.141.000,-, IRR
28,41% dan Nt B/C 1,56 dan PBP selama 6,4 tahun. Modal investasi tetap sebesar
231 juta.
Tabel Jumlah Minimal Siswa Pada Titik Kerugian tanpa Penambahan Modal
Jumlah siswa minimal yang dikehendaki adalah 100 siswa pada semester ganjil,
240 siswa pada semester genap dan terdapat 85 siswa intensif. Sehingga total
jumlah siswa minimal pada tahun pertama sebanyak 425 siswa. Dengan jumlah siswa
sebanyak itu, criteria kelayakan investasi adalah NPV Rp 234.022.000,-, IRR
36,44% dan Nett B/C 1,90 dan PBP selama 3,6 tahun. Modal investasi tetap
sebesar 231 juta.
Tabel Jumlah Siswa Pada Titik Normal
E.KESIMPULAN
Pendirian lembaga bimbingan belajar di kecamatan Pancoran Mas layak dari sisi
pasar dan finansial. Jumlah siswa minimal yang dipersyaratkan agar lembaga
bimbingan belajar ini dapat menghasilkan keuntungan dalam angka yang rasional.
Oleh karena itu, bagi investor dapat menindaklanjuti pendirian lembaga
bimbingan belajar tersebut.
Sumber : M. Ihsanur (Depok)