Enam Wakil Indonesia Berkompetisi di Olimpiade Matematika Internasional 2014
Jakarta, Kemdikbud --- Olimpiade matematikan internasional, International Mathematical Olymiad (IMO) ke-55 berlangsung di Cape Town, Afrika Selatan, 3-13 Juli 2014. Dalam ajang ini, Indonesia mengirim enam delegasi yang akan berkompetisi dengan delegasi yang berasal dari 105 negara lainnya. Tim IMO Indonesia telah dilepas secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, (Mendikbud) Mohammad Nuh, Rabu (2/07), di Kantor Kemdikbud.
“Negara sangat berterima kasih kepada adik-adik. Melalui adik-adik, ini
bisa menjadi media dari bagian diplomasi. Kami doakan kalian bisa
mendapatkan yg terbaik,” katanya.
Untuk menjadi wakil Indonesia dalam IMO ini, para delegasi telah melalui empat tahap pembinaan sekaligus seleksi. Pada setiap tahap, proses seleksi dilakukan dengan mengadakan empat tes akademik, tes psikologi, dan pembinaan karakter.
Tahun ini, tim Indonesia menargetkan semua tim mendapatkan medali. Target maksimal yang ingin diperoleh satu emas, dua perak, dan tiga perunggu. Dan target minimalnya satu emas, satu perak dan empat perunggu. Tahun lalu, tim Indonesia berada di posisi 19 dari 97 negara peserta dengan perolehan medali satu emas, satu perak, dan empat perunggu.
Tim IMO Indonesia yaitu, Jonathan Mulyawan Woenardi (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta), Gede Bagus Bayu Pentium (SMA Semesta Semarang), Reza Wahyu Kumara (SMAN 5 Sragen BBS), Fransisca Susan (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta), Herbert Ilhan Tanujaya (SMA Santa Laurensia) dan Kevin Christian Wibisono (SMAK IPEKA Puri Indah Jakarta).
Keberangkatan enam siswa ini disertai pula oleh pendamping, yaitu, Al Haji Akbar Bachtiar (Universitas Indonesia), Aleams Barra (Institut Teknologi Bandung), Yudi Satria (Universitas Indonesia), dan Hery Susanto (Universitas Negeri Malang).
IMO adalah olimpiade sains pertama di dunia dan mulai diselenggarakan tahun 1959 di Rumania. Saat pertama kali digelar, olimpiade ini diikuti oleh tujuh negara Eropa Timur. Indonesia pertama kali ikut dalam ajang ini pada pelaksanaan IMO di Canberra, Australia tahun 1988. Selama 23 kali keikutsertaan dalam IMO (tidak berangkat pada IMO 2006), Indonesia memperoleh satu emas, delapan perak, 31 medali perunggu, dan 28 honorable mention. (Aline Rogeleonick/Pengunggah: Erika Hutapea)
Sumber Resmi: Kemendikbud RI
@ SEMOGA BERKAH DAN BERMANFAAT @
Untuk menjadi wakil Indonesia dalam IMO ini, para delegasi telah melalui empat tahap pembinaan sekaligus seleksi. Pada setiap tahap, proses seleksi dilakukan dengan mengadakan empat tes akademik, tes psikologi, dan pembinaan karakter.
Tahun ini, tim Indonesia menargetkan semua tim mendapatkan medali. Target maksimal yang ingin diperoleh satu emas, dua perak, dan tiga perunggu. Dan target minimalnya satu emas, satu perak dan empat perunggu. Tahun lalu, tim Indonesia berada di posisi 19 dari 97 negara peserta dengan perolehan medali satu emas, satu perak, dan empat perunggu.
Tim IMO Indonesia yaitu, Jonathan Mulyawan Woenardi (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta), Gede Bagus Bayu Pentium (SMA Semesta Semarang), Reza Wahyu Kumara (SMAN 5 Sragen BBS), Fransisca Susan (SMAK 1 BPK Penabur Jakarta), Herbert Ilhan Tanujaya (SMA Santa Laurensia) dan Kevin Christian Wibisono (SMAK IPEKA Puri Indah Jakarta).
Keberangkatan enam siswa ini disertai pula oleh pendamping, yaitu, Al Haji Akbar Bachtiar (Universitas Indonesia), Aleams Barra (Institut Teknologi Bandung), Yudi Satria (Universitas Indonesia), dan Hery Susanto (Universitas Negeri Malang).
IMO adalah olimpiade sains pertama di dunia dan mulai diselenggarakan tahun 1959 di Rumania. Saat pertama kali digelar, olimpiade ini diikuti oleh tujuh negara Eropa Timur. Indonesia pertama kali ikut dalam ajang ini pada pelaksanaan IMO di Canberra, Australia tahun 1988. Selama 23 kali keikutsertaan dalam IMO (tidak berangkat pada IMO 2006), Indonesia memperoleh satu emas, delapan perak, 31 medali perunggu, dan 28 honorable mention. (Aline Rogeleonick/Pengunggah: Erika Hutapea)
Sumber Resmi: Kemendikbud RI
@ SEMOGA BERKAH DAN BERMANFAAT @
Tidak ada komentar:
Posting Komentar