KUMPULAN PUSI MATEMATIKA UNIK DAN INDAH
Matematika Cinta Part 1
1 + 1 = 2. 2 mata ini ingin selalu melihatmu
12 + 12 = 24 jam aku ingin selalu bersamamu
6 + 1 = 7 hari dalam seminggu selalu ingin mendengarkan suaramu
15 + 15 = 30 hari dalam sebulan aku selalu ingin memelukmu
6 + 6 = 12 bulan dalam setahun aku ingin selalu di sampingmu,
sisa hidupku ingin ku habiskan bersamamu.
1 + 1 = 2. 2 mata ini ingin selalu melihatmu
12 + 12 = 24 jam aku ingin selalu bersamamu
6 + 1 = 7 hari dalam seminggu selalu ingin mendengarkan suaramu
15 + 15 = 30 hari dalam sebulan aku selalu ingin memelukmu
6 + 6 = 12 bulan dalam setahun aku ingin selalu di sampingmu,
sisa hidupku ingin ku habiskan bersamamu.
Puisi Matematika Part 2
Puisi Matematika
Ragaku terus berotasi disini
tapi serasionalnya aku ingin pergi
pergi dan takkan pernah ku tengok lagi
karena perih terlanjur mensubstitusi
tapi serasionalnya aku ingin pergi
pergi dan takkan pernah ku tengok lagi
karena perih terlanjur mensubstitusi
di tempat ini hitam mendominasi
di tempat ini kelam mengeliminasi
bagai relasi tanpa fungsi
bagai subgrup tak berpenghuni
di tempat ini kelam mengeliminasi
bagai relasi tanpa fungsi
bagai subgrup tak berpenghuni
Tuhan,
sampai kapan aku dapat bertahan
bertahan dari bilangan hinaan
hingga merasa vektor hidup ini nyaman
sampai kapan aku dapat bertahan
bertahan dari bilangan hinaan
hingga merasa vektor hidup ini nyaman
Tuhan,
bantu elemen temukan himpunan
himpunan yang dapat menghargai
hingga elemen dapat tersenyum kembali
bantu elemen temukan himpunan
himpunan yang dapat menghargai
hingga elemen dapat tersenyum kembali
wahai penguasa hati
definisikan aku keikhlasan
agar aku tahu cara bersabar
mengharap setetes linier kebahagian
definisikan aku keikhlasan
agar aku tahu cara bersabar
mengharap setetes linier kebahagian
atau teoremakan aku kebencian
agar tak kenal fungsi memaafkan
sampai titik stasioner tinggi menjulang
sampai tak satupun mereka kan ku kenang
agar tak kenal fungsi memaafkan
sampai titik stasioner tinggi menjulang
sampai tak satupun mereka kan ku kenang
Medio : Juni 2010
Puisi Cinta ala Matematika dan Fisika Part 3
Archimedes dan Newton tak akan mengerti
Medan magnet yang berinduksi di antara kita
Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E=mc2
Ah tak sebanding dengan momen cintaku…
Medan magnet yang berinduksi di antara kita
Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E=mc2
Ah tak sebanding dengan momen cintaku…
Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku
Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum
Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa
Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro…
Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum
Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa
Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro…
Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto
saat aphelium
Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih
Bagai kopel gaya dengan kecepatan angular
yang tak terbatas…
saat aphelium
Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih
Bagai kopel gaya dengan kecepatan angular
yang tak terbatas…
Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi
Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya
Energi kinetik cintaku = -mv~
Bahkan hukum kekekalan energi tak dapat
menandingi hukum kekekalan di antara kita
Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya
Energi kinetik cintaku = -mv~
Bahkan hukum kekekalan energi tak dapat
menandingi hukum kekekalan di antara kita
Lihat hukum cinta kita
Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu
Menjadikan cinta kita sebagai titik ekuilibrium yang sempurna
Dengan inersia tak terhingga
Takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya
Inilah resultan momentum cinta kita…
Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu
Menjadikan cinta kita sebagai titik ekuilibrium yang sempurna
Dengan inersia tak terhingga
Takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya
Inilah resultan momentum cinta kita…
———————————————————————————
Puisi cinta ala matematika Part 4
Puisi cinta ala matematika Part 4
Saat aku bersua dengan eksponen jiwamu,
sinus kosinus hatiku bergetar
Membelah rasa
sinus kosinus hatiku bergetar
Membelah rasa
Diagonal-diagonal ruang hatimu
bersentuhan dengan diagonal-diagonal bidang hatiku
bersentuhan dengan diagonal-diagonal bidang hatiku
Jika aku adalah akar-akar persamaan
x1 dan x2
maka engkaulah persamaan dengan akar-akar
2×1 dan 2×2
x1 dan x2
maka engkaulah persamaan dengan akar-akar
2×1 dan 2×2
Aku ini binatang jalang
Dari himpunan yang kosong
Kaulah integrasi belahan jiwaku
Kaulah kodomain dari fungsi hatiku
Dari himpunan yang kosong
Kaulah integrasi belahan jiwaku
Kaulah kodomain dari fungsi hatiku
Kemana harus kucari modulus vektor hatimu?
Dengan besaran apakah harus kunyatakan cintaku?
Dengan besaran apakah harus kunyatakan cintaku?
kulihat variabel dimatamu
Matamu bagaikan 2 elipsoid
hidungmu bagaikan asimptot-asimptot hiperbola
kulihat grafik cosinus dimulutmu
Matamu bagaikan 2 elipsoid
hidungmu bagaikan asimptot-asimptot hiperbola
kulihat grafik cosinus dimulutmu
modus ponen…. podue tollens….
entah dengan modus apa kusingkap
logika hatimu…..
Beribu-ribu matriks ordo 2×2 kutempuh
Bagaimana kuungkap adjoinku padamu
entah dengan modus apa kusingkap
logika hatimu…..
Beribu-ribu matriks ordo 2×2 kutempuh
Bagaimana kuungkap adjoinku padamu
kujalani tiap barisan geometri yang tak hingga jumlahnya
tiap barisan aritmatika yang tak terhitung…
tiap barisan aritmatika yang tak terhitung…
Akhirnya kutemui determinan matriks hatimu
Tepat saat jarum panjang dan pendek
berimpit pada pukul 00.00 (1/1/15)
Tepat saat jarum panjang dan pendek
berimpit pada pukul 00.00 (1/1/15)
By Agrend Wisnu Kusuma
Laskar Galileo Indonesia - Bogor