Jakarta, LiputanIslam.com-Siswi SD
IPEKA, Nixon Widjaja (11) kembali menyabet medali emas dan The The Best
Theory pada 11th International Mathematics and Science Olympic (IMSO) di Bali,
5–11 Oktober 2014. Nixon, pelajar SD IPEKA Sunter I, itu mengalahkan 233
peserta asal Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Brunei, India,
Kazakhstan, Thailand, Sri Lanka, China, Taiwan, Nepal, Afrika Selatan, dan
Vietnam.
“Sebelumnya cukup kesulitan dalam mengartikan soal karena menggunakan bahasa Inggris, sedangkan sehari-harinya saya menggunakan bahasa Indonesia. Tapi, bersyukur saya bisa, karena persiapannya kurang lebih lima minggu,” ujar Nixon yang diwawancarai oleh Kompas.com, Minggu (26/10/2014).
International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) adalah ajang lomba perorangan dalam bidang Matematika dan IPA tingkat SD yang dipelopori oleh Kemendikbud. Pada mulanya, lomba tersebut dinamakan ASEAN Mathematics and Science Olympiad (AMSO). Tetapi, karena beberapa negara di luar ASEAN berminat, tahun berikutnya kemudian diubah namanya menjadi IMSO.
Sejak 2003 sampai 2010 lalu, Indonesia selalu menjadi tuan rumah dalam ajang tersebut. Pada perhelatan ke-11 IMSO, Indonesia bahkan mengirim 30 perwakilannya yang terdiri dari 15 peserta Matematika dan 15 peserta IPA.
Ada dua kategori yang diperlombakan dalam IMSO, yakni teori (konsep) dan praktik. Dalam kompetisi IMSO ini, Nixon meraih The Best Theory dalam kategori teori (konsep) untuk Sains dengan meraih nilai yang paling tinggi di antara peserta lainnya. Juri yang terlibat pada IMSO ini tidak sembarangan, karena melibatkan pakar dari perguruan tinggi dari Indonesia, Taiwan, Filipina, dan Afrika Selatan.
Kepala Sekolah SD IPEKA Sunter I, Jakarta, Esther, mengatakan, prestasi yang diukir oleh Nixon merupakan salah satu hasil pembinaan dan bimbingan yang diberikan para pengajar di Sekolah IPEKA. Pencapaian tersebut diraih dari pembinaan melalui study club, metode pembimbingan secara individu/personal dengan penambahan jam belajar setelah pulang sekolah.
“Kami juga melihat setiap siswa punya bakat dan talenta yang khusus yang diberikan Tuhan kepada masing-masing, dan berbagai kesempatan untuk mengasah kemampuan yang dimilikinya, seperti pada ajang seperti ini,” ujar Esther seperti dilansir dari kompas.com.
Sebelumnya, Nixon pernah meraih prestasi pada skala nasional dengan meraih medali emas dan Best Overall pada ajang Olimpiade Sains Nasional 2014. Siswa yang lahir di Jakarta, 23 Maret 2003, itu mengaku tertarik Matematika dan Sains karena, menurut dia, pelajaran itu memiliki sesuatu yang baru.
“Tapi, supaya tidak malas waktu belajar, biasanya saya sambil mendengarkan atau bermain musik biar semangat,” pemilik cita-cita menjadi ilmuwan itu. (fie)
“Sebelumnya cukup kesulitan dalam mengartikan soal karena menggunakan bahasa Inggris, sedangkan sehari-harinya saya menggunakan bahasa Indonesia. Tapi, bersyukur saya bisa, karena persiapannya kurang lebih lima minggu,” ujar Nixon yang diwawancarai oleh Kompas.com, Minggu (26/10/2014).
International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) adalah ajang lomba perorangan dalam bidang Matematika dan IPA tingkat SD yang dipelopori oleh Kemendikbud. Pada mulanya, lomba tersebut dinamakan ASEAN Mathematics and Science Olympiad (AMSO). Tetapi, karena beberapa negara di luar ASEAN berminat, tahun berikutnya kemudian diubah namanya menjadi IMSO.
Sejak 2003 sampai 2010 lalu, Indonesia selalu menjadi tuan rumah dalam ajang tersebut. Pada perhelatan ke-11 IMSO, Indonesia bahkan mengirim 30 perwakilannya yang terdiri dari 15 peserta Matematika dan 15 peserta IPA.
Ada dua kategori yang diperlombakan dalam IMSO, yakni teori (konsep) dan praktik. Dalam kompetisi IMSO ini, Nixon meraih The Best Theory dalam kategori teori (konsep) untuk Sains dengan meraih nilai yang paling tinggi di antara peserta lainnya. Juri yang terlibat pada IMSO ini tidak sembarangan, karena melibatkan pakar dari perguruan tinggi dari Indonesia, Taiwan, Filipina, dan Afrika Selatan.
Kepala Sekolah SD IPEKA Sunter I, Jakarta, Esther, mengatakan, prestasi yang diukir oleh Nixon merupakan salah satu hasil pembinaan dan bimbingan yang diberikan para pengajar di Sekolah IPEKA. Pencapaian tersebut diraih dari pembinaan melalui study club, metode pembimbingan secara individu/personal dengan penambahan jam belajar setelah pulang sekolah.
“Kami juga melihat setiap siswa punya bakat dan talenta yang khusus yang diberikan Tuhan kepada masing-masing, dan berbagai kesempatan untuk mengasah kemampuan yang dimilikinya, seperti pada ajang seperti ini,” ujar Esther seperti dilansir dari kompas.com.
Sebelumnya, Nixon pernah meraih prestasi pada skala nasional dengan meraih medali emas dan Best Overall pada ajang Olimpiade Sains Nasional 2014. Siswa yang lahir di Jakarta, 23 Maret 2003, itu mengaku tertarik Matematika dan Sains karena, menurut dia, pelajaran itu memiliki sesuatu yang baru.
“Tapi, supaya tidak malas waktu belajar, biasanya saya sambil mendengarkan atau bermain musik biar semangat,” pemilik cita-cita menjadi ilmuwan itu. (fie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar