Perlu diketahui bahwa ghibah merupakan dosa besar, namun terkadang ghibah
diperbolehkan apabila mempunyai tujuan yang dibenarkan oleh syari'at, yakni
sesuatu yang tidak dicapai selain dengan cara ghibah tersebut.
Ada 6 (enam) faktor yang membolehkan ghibah:
1. Pengaduan kedzhaliman, seorang yang didzalimi boleh mengadukan perkaranya kepada penguasa, hakim, atau pihak lain yang berkuasa.
2. Meminta pertolongan untuk mengubah kemungkaran guna mengembalikan orang yang bermaksiat kepada kebenaran.
3. Meminta fatwa.
4. Mengingatkan orang-orang Islam untuk mewaspadai kejahatan dan menasihati mereka.
5. Seseorang yang melakukan kejahatan (fasik) atau bid'ah secara nyata, seperti mabuk-mabukan, menguasai harta orang lain, menarik pungutan secara dzhalim, dll, maka sisi negatif dari orang semacam ini boleh diungkapkan secara terang-terangan.
6. Untuk keperluan identifikasi (pengenalan).
(Ini merupakan penjelasan Imam An-Nawawi rahimahullah, di dalam Syarah Riyadhus Shalihin Bab Ghibah yang Diperbolehkan).
Ada 6 (enam) faktor yang membolehkan ghibah:
1. Pengaduan kedzhaliman, seorang yang didzalimi boleh mengadukan perkaranya kepada penguasa, hakim, atau pihak lain yang berkuasa.
2. Meminta pertolongan untuk mengubah kemungkaran guna mengembalikan orang yang bermaksiat kepada kebenaran.
3. Meminta fatwa.
4. Mengingatkan orang-orang Islam untuk mewaspadai kejahatan dan menasihati mereka.
5. Seseorang yang melakukan kejahatan (fasik) atau bid'ah secara nyata, seperti mabuk-mabukan, menguasai harta orang lain, menarik pungutan secara dzhalim, dll, maka sisi negatif dari orang semacam ini boleh diungkapkan secara terang-terangan.
6. Untuk keperluan identifikasi (pengenalan).
(Ini merupakan penjelasan Imam An-Nawawi rahimahullah, di dalam Syarah Riyadhus Shalihin Bab Ghibah yang Diperbolehkan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar