Arie Surachman > PARTAI GOLONGAN KARYA ( GOLKAR
)Asia Week (Posted by Michael Steven)
Mengapa Jenderal Hendropriyono dan Jenderal Wiranto
SANGAT TAKUT jika Prabowo jadi Presiden ?
Analisis Singkat Pembahasan :
Sangat jelas dikatakan oleh Jenderal
(Purn) Kievlan Zen bahwa "Bila nanti Prabowo menjadi Presiden RI 2014 maka
beliau akan menuntaskan SEMUA pelanggaran HAM di Indonesia dengan membentuk
Panel Nasional sehingga negara ini tidak tersandera kasus- kasus HAM yg belum
terkuak sampai hari ini. Sekarang kita tahu mengapa Prabowo selalu diserang
saat ini, hantaman fitnah bertubi-tubi tiada henti karena mereka tidak ingin
ditelanjangi dikemudian hari. Mereka takut jika kebenaran yang sesungguhnya
akan terungkap. Tragedi Pembantaian Talangsari (Lampung) pada tahun 1989,
pembunuhan langsung 45 orang, penculikan 5 orang, penghilangan paksa 88 orang,
penyiksaan 36 orang, peradilan rekayasa 23 orang, penangkapan dan penahanan
sewenang-wenang 173 orang. Hampir seluruh rumah beserta perabotannya didusun
tersebut habis dibakar oleh militer. Bahkan orang sedang Shalat shubuh pun juga
dibunuh. Kolonel AM Hendropriyono yang saat itu menjabat Danrem Garuda Hitam
Lampung yang jelas-jelas memimpin pasukan dalam pembantaian itu justru terbebas
dari jeratan hukum. Di era presiden Megawati akhirnya Hendropriyono diberi
jabatan strategis yaitu kepala BIN (badan intelijen negara). Sebagai catatan,
Munir Said Thalib tewas terbunuh pada 7 September 2004 dalam pesawat yang
sedang terbang dari Jakarta menuju Amsterdam. Laporan Wikileaks, April 2007,
yang dikutip The Sydney Morning Herald menyebutkan Diplomat Amerika tahu bahwa
BIN menyiapkan banyak skenario pembunuhan untuk Munir. Anehnya Capres Joko
Widodo (Jokowi) justru membela Hendropriyono. Mungkin karna saat ini
Hendropriyono menjadi anggota Dewan Pengarah Tim Sukses Jokowi-JK, makanya Jokowi
terus membelanya. Kemudian bagaimana dengan tragedi 1998 ? Jenderal Wiranto
yang saat itu menjabat Panglima ABRI justru seolah- olah cuci tangan dan tak
mau tahu soal tragedi 1998 karna bagi Wiranto hal itu dianggap tidak
menguntungkan secara Politis. Prabowo yang pada saat itu sebagai bawahannya
justru dikambing hitamkan dan pada akhirnya diberhentikan dari militer. Hal ini
sekaligus untuk menutup persepsi publik akan tanggung jawab Wiranto selaku
Panglima ABRI. Seolah-olah Prabowo lah yang bersalah. Padahal jelas kasus
penangkapan aktifis 1998 ini sudah sangat loud and clear--terang dan jelas dari
hasil investigasi Tim Ad Hoc KOMNAS HAM yang hasilnya sudah keluar tahun 2006
bahwa Prabowo dan Kopassus tidak bersalah dalam "OPERASI MANTAB JAYA"--sebuah
operasi pengamanan aktivis yang disebut sebagai "SETAN GUNDUL" saat
menjelang sidang Umum MPR 1998. 9 nama "Setan Gundul" tersebut adalah
: Haryanto Taslam, Pius Lustrilanang, Desmon J Mahesa, Andi Arief, Nezar
Patria, Mugiyanto, Aan Rusdianto, Faisol Reza dan Rahardjo Waluyo Jati.
Kesemuanya sekarang sehat wal'afiat bahkan beberapa orang diantaranya sekarang
menjadi pengurus pusat dari Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto, mereka
adalah Haryanto Taslam, Pius Lustrilanang, Desmond J Mahesa dan Aan Rusdianto.
Penyair "Wiji Thukul" pun ternyata masuk dalamdaftar operasi oleh Non
Kopassus (bukan Kopassus) yang seharusnya menjadi TANGGUNG JAWAB Panglima ABRI
Jenderal WIRANTO. Inilah sebab mengapa mereka para Jenderal- jenderal yang
bermasalah di masa lalu begitu TAKUT jika PRABOWO menjadi PRESIDEN. Bahkan,
pada 3 Juni 2013 Mantan Kasum TNI Letjen (purn) Suryo Prabowo mengirim pesan
singkat (SMS) kepada para purnawirawan TNI senior. SMS itu berisi imbauan agar
tidak lagi memfitnah capres Prabowo Subianto dengan cara membangun opini
negatif. "Berikan contoh kepada para juniormu dan Rakyat Indonesia cara
berkompetisi yang sehat sebagaimana layaknya sebagai seorang ksatria".
Pesan itu dikirim ke Jenderal TNI (purn) Wiranto, Agum Gumelar, dan Luhut Panjaitan.
Kita tahu ketiga Jenderal itu sekarang berada dibelakang Jokowi. Mungkin memang
benar bahwa Hendropriyono, Agum Gumelar dan Luhut Panjaitan mewarisi segala
misi dari Jenderal Benny Moerdani yang selalu merongrong negeri ini sejak era
Orde Baru. Sosiolog Universitas Jember, Maulana Surya Kusumah, Jumat 13 Juni
2014.mengatakan: "Jika Prabowo memang bersalah, kenapa masih bisa ikut
pemilu? Jika memang bersalah, kenapa tidak masuk penjara? Jika memang bersalah,
kenapa Mahfud MD yang anggota Dewan Penasihat Komisi Nasional HAM justru
berpihak kepada dia? Jika memang bersalah, kenapa Said Aqil Siradj yang wakil
ketua Tim Gabungan Pencari Fakta Kerusuhan Mei 1998 justru memihak Prabowo?
— di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Koleksi Foto dari kiriman Arie Surachman di PARTAI
GOLONGAN KARYA ( GOLKAR ) · Sabtu pukul 9:36.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar