PERAN DAN FUNGSI SURAT PEMBACA
Dalam perspektif sosial, masyarakat yang sehat adalah
masyarakat yang dapat menjalankan fungsi sosialnya dengan baik, yakni peduli
dan ikut mengambil peran dalam lingkungannya. Dengan bahasa lain, masyarakat
menyadari keberadaan diri mereka sendiri, serta keberadaan pihak lain sebagai
satu senyawa yang tidak terpisahkan dalam lingkup sosial.
Salah satu wahana yang dapat menjang peran sosial
masyarakat adalah media massa. Melalui media massa, masyarakat dapat
berkontribusi memberikan informasi penting mengenai fenomena yang terjadi di
lingkungan sekitar. Ini sejalan dengan fungsi korelasi yang diemban media massa
yankni sebagai penghubung. Fungsi korelasi adalah fungsi menghubungkan
bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya. Dalam hal ini,
peran media massa menghubungkan berbagai komponen masyarakat. Sebuah berita
yang disajikan oleh reporter misalnya, akan menghubungkan narasumber (salah
satu unsur bagian masyarakat) dengan pembaca surat kabar (unsur bagian
masyarakat yang lain).
Dengan kata lain, media massa telah membantu masyarakat
dalam menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial. Sebagai pengguna media,
secara disadari atau tidak, audiens telah memainkan peran yang besar dalam
pelestarian eksistensi media yang bersangkutan. Pada awalnya, konstruksi
audiens media hanyalah sebagai “konsumen” pasif, namun tetapi seiring
berjalannya waktu dan bertambahnya kemampuan literasi dalam menganalisis isi
pesan, kini audiens juga bisa memberi reaksi yang lebih nyata terhadap media
Sebagai contoh sederhana tindakan kontrol masyarakat
terhadap media cetak, tindakan pengendalian dapat dilakukan dengan mengirim
surat, kritik atau protes untuk dimuat pada rubrik Surat Pembaca. Lewat
Surat Pembaca, masyarakat bebas menumpahkan uneg-unegnya. Sebagai contoh
konkret tentang manfaat Surat Pembaca. Bahkan dalam kondisi tertentu Surat
Pembaca merupakan jalan yang ampuh untuk mencari “keadilan”.
Di satu sisi, Surat Pembaca merupakan sarana komunikasi
yang efektif antara pembaca dan pengelola surat kabar yang bersangkutan.
Keberadaan Surat Pembaca penting untuk memastikan kualitas dan visi surat kabar
berada di jalur yang seharusnya. Jika media memberikan berita yang kurang
sesuai (baik itu dari data fisik maupun perspektifnya), pembaca akan menanggapinya
dengan menulis surat kepada redaksi.
Komunikasi massa, sebagaimana diungkapkan Harold Laswell,
mempunyai fungsi pengawasan. Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran
informasi mengenai kejadian yang ada di sekitar kita. Fungsi pengawasan ini
bisa dibagi menjadi dua, yakni warning or beware surveillance atau
pengawasan/peringatan, dan instrumental surveillance atau pengawasan
instrumental.
Jika telah terbangun ‘hubungan batin’ antara media dan
audiens, maka rubrik Surat Pembaca akan berfungsi secara maksimal. Artinya, ia
telah digunakan untuk tempat bertemunya audiens dan media. Hal ini menuntut
media untuk lebih piawai dalam meramu berita yang akan disajikan. Seperti yang
diungkapkan Jakob Oetama, orang tertarik terhadap media bukan saja karena
peristiwa atau isu, tetapi terutama oleh perkembangan peristiwa dan isu
tersebut yang dibingkai dalam konteks agenda setting media.
Dalam konsepsi jurnalisme konvensional, audiens tidak
bisa tidak dilibatkan secara langsung dalam proses kerja sebuah media massa.
Dalam pengertian, audiens menyumbangkan andilnya dengan memberi respon terhadap
media tersebut. Pada media surat kabar, saluran yang paling efektif bagi
audiens untuk menyampaikan responnya adalah dengan mengirim surat kepada
redaksi dan artikel opini. Tidak hanya sebagai sarana, ternyata rubrik Surat
Pembaca memiliki beberapa fungsi penting bagi media, yaitu Fungsi Pengaruh,
menjaga konsistensi media dalam menyajikan berita yang disampaikannya. Jika ada
data atau fakta yang keliru, maka audiens (dalam konteks bahasan ini, pembaca)
dapat segera melayangkan kritik ke media tersebut melalui mekanisme hak
jawab. Kewajiban media adalah memuat hak jawab tersebut dalam Surat Pembaca.
Kedua, Fungsi Perbaikan, yakni menajdi mekanisme koreksi agar media tidak
mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari. Ketiga adalah Fungsi
Pengontrol, dalam hal ini Surat Pembaca mengendalikan media agar tidak
semena-mena menggunakan otoritasnya dalam menyajikan berita.
Ya, memang ini bahasan sederhana. Tapi tak banyak orang
memperhatikan apalagi memanfaatkan pentingnya Surat Pembaca.
Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar