Sabtu, 29 November 2014

EFEK DAHSYAT BOLA SALJU EDITORIAL


Apakah Editorial itu? 
Menurut Dianne Smith,MJE, editorial merupakan ide-ide atau gagasan dari sebuah surat kabar mengenai sebuah isu. Ide ini diwujudkan dalam bentuk opini yang biasanya masuk dalam halaman opini atau editorial sebuah surat kabar.
Editorial ditulis oleh redaksi surat kabar yang bersangkutan, maka dari itu gagasan atau ide dalam editorial ditentukan oleh redaksi sendiri berdasarkan pengalaman dan penelitian. Tidak sembarangan redaksi yang dapat menuliskan editorial ini. Biasanya terdapat dewan redaksi yang kebanyakan terdiri dari para editor senior. Merekalah yang dianggap berkompeten untuk menuliskan editorial. Namun dalam penulisannya nama-nama penulis editorial ini tidak dicantumkan karena tulisan mewakili ide atau gagasan dari surat kabar bukan dari penulis.
Salah satu strategi untuk menentukan topik dan menuliskan editorial salah satunya dengan brainstorming. Setiap idividu yang tergabung dalam dewan redaksi berdiskusi untuk menghasilkan ide-ide yang lebih kreatif untuk dijadikan sebuah editorial. Dengan diskusi dan bertukar pikiran diharapkan dapat membantu mendapatkan ide untuk penulisan sebuah editorial, atau pendekatan apa yang akan digunakan saat membuat editorial.
Ide dapat datang dari kegiatan seseorang sehari-hari. Interaksinya dengan orang lain, berbagai pengalaman yang dialami, dan hal-hal apapun yang ditemukan dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu ide untuk editorial dapat berangkat dari isu internasional, isu nasional, isu sosial, hal-hal mengenai negara, dan hal lain yang menarik di sekitar kita.
Surat kabar adalah suara masyarakat, dan editorial adalah suara surat kabar. Untuk itu editorial dapat menginformasikan kepada pembaca, untuk merangsang pemikiran, dan terkadang mampu menggerakkan pembaca untuk bertindak.
Untuk menjadi layak cetak, sebuah editorial harus berdasarkan pengamatan, pengalaman dan penelitian yang sangat hati-hati. Karena reputasi surat kabar bergantung pada bahan-bahan yang digunakan untuk menuliskan editorial. Secara umum terdapat empat langkah yang mengatur editorial, yang pertama adalah menentukan subyek dan menentukan posisi kita dalam satu subyek tersebut kemudian menjelaskannya dalam bentuk pendahuluan. Berikutnya adalah mendiskusikan mengenai sudut pandang. Langkah ketiga adalah membuktikan posisi kita dengan memberikan poin-poin yang mendukung. Dan yang terakhir adalah menarik kesimpulan.
Berbeda surat kabar berbeda pula proses pembuatan editorial di dalamnya. Faktanya, selain empat aturan di atas terdapat langkah lain yang umum digunakan yang dikenal dengan SPECS (Situation, Position, Evidence, Conclution, Solution). SPECS menggambarkan urutan proses penyusunan editorial mulai dari menentukan masalah atau situasi, menentukan posisi surat kabar, memberi bukti untuk mendukung posisi surat kabar, menyatakan dan menolak posisi lain dalam kesimpulan, kemudian menawarkan setidaknya dua solusi yang memungkinkan untuk situasi tersebut.
Terdapat beberapa tipe editorial, yang pertama adalah editorial yang menjelaskan. Jenis editorial ini seperti sebuah essay yang bersifat ekspositori. Tipe editorial ini berusaha menafsirkan mengenai sebuah isu, bukan untuk berdebat mengenai sudut pandang. Ekspresi dalam sebuah opini hanya berasal dari penafsiran kata. Editorial ini paling efektif untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi, memberikan penjelasan yang rinci mengenai penyebab, dan menyoroti seberapa penting topik ini. Kedua, editorial yang mengevaluasi. Tipe editorial ini berfokus pada tindakan atau situasi yang perlu diperbaiki atau justru mendapatkan apresiasi. Evaluasi yang diberikan dapat berupa kritik, namun tetap harus bersifat konstruktif. Memberikan sesuatu yang positif terhadap apa yang kita kritik, jika tidak pembaca tidak akan mempercayai apa yang kita tulis. Tidak hanya sekedar mengkritik, namun kita juga harus menawarkan solusi alternatif atau tindakan pada sebuah permasalahan. Sebaliknya jika kita ingin mengapresiasi, maka harus ada alasan yang logis dibalik apresiasi kita. Ketiga adalah editorial yang persuasif. Pada umumnya, editorial yang persuasif berusaha menawarkan solusi spesifik pada masalah yang dirasakan. Editorial ini ditulis dengan harapan akan ada tindakan segera oleh pembaca setelah memahami sebuah situasi. Sebuah editorial persuasif dapat menjadi leaders membawa perubahan dalam penerapan kebijakan dalam pemerintahan, atau situasi lain yang memerlukan perubahan. Jika terdapat kontroversi dalam sebuah isu, maka editorial yang persuasif menawarkan kesempatan untuk menunjukkan kompromi.
Seorang staf editorial surat kabar memiliki tanggung jawab untuk memberikan ruang bagi pembaca. Agar pembaca mendapatkan kesempatan untuk ambil bagian dalam permasalahan yang dibahas dalam editorial. Dalam ruang bagi pembaca ini, ruang dialog tentang topik yang sudah cukup memprihatinkan juga harus disediakan. Biasanya ruang bagi pembaca ini dapat berupa surat kepada editor, dan dalam rubrik opini. Ketika ada pembaca yang mengirimkan surat kepada editor dan menuliskan opini di halaman op-ed yang disediakan, ini merupakan pertanda baik bagi surat kabar yang bersangkutan. Hal tersebut menjadi bukti bahwa pembaca benar-benar membaca surat kabar, dan memanfaatkan dengan baik ruang publik yang diberikan oleh surat kabar. Dengan adanya surat kepada editor dan rubrik opini ini juga membuktikan bahwa editorial mampu menarik minat pembaca untuk terlibat dan berpikir.
Sumber :
Ate, Andrew Asan.2008.Editorial Writing.National Open University of Nigeria
Smith, Dianne.Editorial Writing:Compilation
Weintraut, Alan.Writing an Editorial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar