Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies
Baswedan bertemu pemimpin redaksi (Pemred) dari berbagai media. Pertemuan
singkat yang diadakan di Jakarta, Rabu (12/11/2014)itu bertujuan menjalin
komunikasi yang baik dengan media massa, cetak maupun digital. Pertemuan
tersebut juga merupakan upaya dari Mendikbud untuk berdiskusi mengenai isu
pendidikan yang ada di masyarakat.
“Selama ini media memberikan kontribusi yang besar dalam
menyosialisasikan program-program yang dijalankan oleh kementerian”, kata
Mendikbud. Selain itu media menjadi bahan perbandingan bagi kementerian untuk
mendapatkan data mengenai pro dan kontra dari setiap program yang dilaksanakan.
Oleh karena itu pertemuan ini dianggap penting untuk memperkuat jalinan
komunikasi yang baik tersebut.
Mendikbud menjelaskan bahwa kementerian membutuhkan
dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan, salah
satunya media. “Oleh karena itu peran media menjadi penting sebagai penghubung
antara kementerian dengan masyarakat” jelas Mendikbud. Selain itu Mendikbud
berharap hubungan baik dengan media bisa menambah ide dan gagasan baru yang
dapat digunakan untuk memperbaiki layanan pendidikan. Dengan demikian Mendikbud
berharap bisa menyelesaikan masalah-masalah yang saat ini menghambat jalannya
layanan pendidikan, serta mengantisipasi setiap masalah yang mungkin muncul di
masa yang akan datang.
Pertemuan itu dihadiri pimpinan media cetak dan digital
di antaranya, Kompas, Media Indonesia, TVRI, RRI, Republika, Metro TV,
Republika Online, Tempo, Detik.com, The Jakarta Post, Rakyat Indonesia, Bisnis
Indonesia, dan Suara Pembaruan. (Harriswara Akeda)
MENDIKBUD INGATKAN KEMBALI PESAN PRESIDEN SOEKARNO,
“BANTULAH PEMERINTAH UNTUK MENCERDASKAN SAUDARA SEBANGSA”
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies
Baswedan mengingatkan kembali pesan Presiden Republik Indonesia pertama
Soekarno, “bantulah pemerintah untuk mencerdaskan saudara sebangsa”. Mengingat
pesan tersebut, Mendikbud mengajak seluruh keluarga besar Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melakukan gerakan pendidikan.
“Pendidikan bukan hanya program, tetapi juga gerakan
semesta. Pemerintah mempersiapkan program, dan tempatkan pendidikan menjadi
tanggung jawab bersama,” ucap Mendikbud pada acara silahturahim keluarga besar
Kemendikbud, di kantor Kemendikbud, Jakarta, Kamis (13/11/2014).
Mendikbud mengatakan pendekatan program harus diperluas
lagi menjadi gerakan pendidikan, agar seluruh masyarakat dapat terlibat dalam
memajukan pendidikan. Dengan begitu, Indonesia dapat mempertahankan prestasi
peningkatan angka partisipasi sekolah yang terus meningkat dari tahun ke tahun,
dibandingkan dengan negara berkembang di Asia Timur dan Asia Pasifik, sesuai
dengan data dari Bank Dunia.
Mendikbud optimis Indonesia akan menjadi pemain besar
dalam pasar dunia, jika anak bangsa dapat dikembangkan berbagai potensinya. “Di
tangan kita semua masa depan Indonesia, oleh sebab itu tempatkan pendidikan
menjadi tanggung jawab bersama,” pungkas Mendikbud. (Seno Hartono)
PERBAIKI METODE MENGAJAR
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies
Baswedan meminta untuk memperbaiki metode mengajar di sekolah. Menurut
Mendikbud, jika metode mengajarnya baik dalam arti para guru memiliki modal
atau teknik mengajar yang tepat maka materi apapun dapat diajarkan dengan baik.
“Bukan persoalan kurikulumnya, tetapi yang sering menjadi
masalah itu metode mengajarnya. Yang perlu kita perbaiki itu metode mengajar,”
katanya usai bersilaturahim dengan para pegawainya di Plaza Insan Berprestasi,
Gedung Ki Hajar Dewantara, Kemdikbud, Jakarta Kamis (13/11/2014).
Mendikbud mengatakan, jika sekadar materinya yang diubah,
tetapi metodologinya tidak diperbaiki maka justru akan muncul banyak masalah.
“Sekarang yang jadi kunci justru fokus pada metodologi,” katanya.
Upaya untuk memperbaiki metode mengajar ini, lanjut
Mendikbud, dengan mengundang para ahli metodologi dan mereka diajak untuk
mengembangkan. “Jangan seakan-akan semua ide itu datang dari menterinya,”
katanya.
Para guru yang berpengalaman juga akan dilibatkan.
“Mereka tentu punya pengetahuan yang bisa kita pakai,” kata Menteri Anies.
Mendikbud menambahkan, pihaknya akan membentuk tim untuk
melakukan evaluasi terhadap Kurikulum 2013. Dia menginginkan ada umpan baik
yang benar menyangkut kurikulum. “Dari situ kita ambil keputusan dan ini harus
segera karena semester depan akan mulai,” katanya.
Senada dengan Mendikbud, pakar pendidikan Arief Rachman
mengatakan, saat ini terlalu diberikan mengenai apa dan bagaimana kurikulum itu
dan bukan tentang mengapa kurikulum itu diberikan. “Saya menganggap
keluhan anak-anak itu masuk di akal dan saya paham,” katanya.
Seperti halnya juga, kata Arief, dengan Ujian Nasional
(UN). “Sebetulnya, kalau UN itu dimengerti mengapa kita mempunyai UN? anak-anak
tidak akan merasa terlalu berat,” katanya.
Menurut dia, nilai terlalu diagungkan, sedangkan prestasi
tidak diperhatikan. Produk terlalu dicari, sedangkan proses tidak dihargai.
“Hal-hal seperti ini yang membuat kita jengah,” kata Arief. (Agung SW)
BUKAN HANYA URUSAN PEMERINTAH, MENDIKBUD AJAK MASYARAKAT
TERLIBAT DALAM PENDIDIKAN
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies
Baswedan mengajak masyarakat turut berpartisipasi aktif dalam dunia pendidikan.
Ia mengatakan selama ini pemerintah dianggap sebagai satu-satunya pihak yang
bertugas mengurus dunia pendidikan. “Ajak rakyat terlibat,” katanya.
Ia mencontohkan, fungsi pendidikan tidak hanya ada di
sekolah, tetapi juga di rumah, dan orang tua memegang peranan penting di
dalamnya. “Yang paling penting itu rumah. Orang tua harus belajar jadi pendidik
yang baik,” ujar Mendikbud. Karena itu ia mengatakan harus ada gerakan di
masyarakat untuk ikut bergerak dalam dunia pendidikan.
Pendidikan, lanjutnya, harus menjadi hal yang
menyenangkan, dan bukan sesuatu yang menjadi beban bagi peserta didik maupun
orang tua. “Saya dalam seminggu mendapat ribuan sms dari guru dan siswa,” tutur
Mendikbud usai menghadiri silaturahim dengan keluarga besar Kemendikbud di
Plasa Insan Berprestasi Kemendikbud, Jakarta, (13/11/2014).
Ribuan pesan singkat yang diterimanya itu sebagian besar
mengeluhkan masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia. “Sekolah
berat, tunjangan (guru) belum sampai, status (guru bantu/honorer) yang belum
beres. Itu menggambarkan pendidikan masih menjadi beban,” katanya.
Ia menuturkan akan melakukan evaluasi terhadap metode
pengajaran guru supaya tidak membebani siswa. “Bukan soal kurikulumnya, tetapi
metode mengajar. Materi apapun bisa diterima dengan baik jika metode
mengajarnya tepat,” jelas Mendikbud. (Desliana Maulipaksi)
Sumber Resmi : www.dadangjsn.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar