BOGOR - Indonesia ke depan bakal
menghadapi persoalan pangan, energi, air, dan lingkungan sebagai akibat ledakan
penduduk 2050.
Padahal, Indonesia
saat ini menghadapi persoalan yang belum diatasi yakni kemiskinan dan
pengangguran, kesenjangan pendapatan, utang dan ketergantungan terhadap luar
negeri.
Secara keseluruhan
pembangunan perekonomian selama ini baru berhasil membawa Indonesia sebagai
salah satu negara dari 20 negara terbesar produk domestik bruto (PDB). Belum
berhasil mengatasi kemiskinan dan kesenjangan pendapatan.
"Model
pembangunan perekonomian ke depan harus berorientasi pada model dan strategi
pembangunan perekonomian yang mampu meningkatkan pertumbuhan PDB dan pendapatan
nasional per kapita harus mampu mengurangi secara nyata kemiskinan, kesenjangan
pendapatan, meningkatkan kesempatan kerja, dan meningkatkan devisa negara serta
mampu memperbaiki kualitas lingkungan hidup," ujar Ketua Umum Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Alumni Institut Pertanian Bogor (HA-IPB)
periode 2013-2017, Ir Bambang Hendroyono MM usai membuka Workshop Indonesia Agri-Incorporated:
Revolusi Pembangunan Pertanian Menuju
Visi Pertanian Indonesia
2045 yang diselenggarakan HA-IPB, Senin (8/12/2014).
Menurut Bambang,
model dan strategi pembangunan perekonomian selama ini tidak berakar pada
keunggulan komparatif dan kompetitif bangsa.
Untuk mewujudkan
peningkatan pertumbuhan tersebut tentunya memerlukan pendekatan Not Business As
Usual, terobosan atau revolusioner dalam pembangunan pertanian ke depan.
Pendekatan not bussiness as usual terobosan revolusioner dalam pembangunan
pertanian dituangkan secara sistematis dan bertahap melalui revolusi
pembangunan pertanian yang mencakup enam aspek penting dan utama pembangunan
pertanian.
Pertama, revolusi
pengembangan kelembagaan pertanian. Kedua, revolusi pengembangan kepemimpinan
dan SDM pertanian. Ketiga, revolusi pengembangan inovasi dan teknologi
pertanian.
Keempat, revolusi
pengembangan komoditas pertanian. Kelima, revolusi pengembangan infrastruktur
pertanian, dan keenam, revolusi pengembangan kebijakan pertanian.
"Cetak Biru
Indonesia Agri-incorporated: Revolusi Pembangunan Pertanian menuju
Visi Pertanian Indonesia
2045 merupakan salah satu wujud kongkrit kepedulian dan komitmen seluruh
pengurus HA-IPB dan alumni IPB untuk berpartisipasi dalam pembangunan
pertanian, perikanan dan kehutanan Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan dan
kemakmuran bangsanya," kata dia.
Bambang menuturkan,
cetak biru ini akan disampaikan kepada Pemerintah baru Republik Indonesia
2014-2019 dan seluruh pemangku kepentingan utama pembangunan pertanian,
perikanan dan kehutanan Indonesia. Cetak Biru ini diharapkan dapat menjadi arah
dan strategi Gerakan Revolusi Pembangunan Pertanian.
DPP HA-IPB akan
melakukan sosialisasi Cetak Biru ini ke publik, khususnya kepada seluruh
pemangku kepentingan utama pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan serta
agroindustri produk dan produk turunan pertanian,perikanan dan kehutanan.
"DPP-HA IPB
juga akan membentuk Tim Penggerak, Tim Advokasi dan Tim Evaluasi Pelaksanaan
Gerakan Revolusi Pembangunan Pertanian dengan harapan
Gerakan Revolusi Pembangunan Pertanian berjalan
sesuai dengan konsep, Desain dan Strategi yang tertuang dalam Cetak Biru ini
dan revisinya," kata dia.
Ia menambahkan,
keenam pendekatan tersebut dilakukan secara terintegrasi dan bertahap selama
proses industrilisasi pertanian berbasis kerakyatan agar transformasi
perekonomian pertanian dari pertanian subsistem yang mengandalkan tenaga kerja
murah dan produksi hutan mentah, sehingga produktivitas, kualitas, kosistensi
dan nilai tambah serta daya saing rendah menjadi pertanian yang lebih
mengandalkan skala usaha ekonomis, tenaga kerja terampil, teknologi, alat dan
mesin pertanian, pengolahan dan pemasaran produk, sehingga produktivitas,
kualitas, kosistensi, nilai tambah, dan daya saing tinggi pasar.
"Keenam
pendekatan tersebut dilaksanakan dengan semangat dan nilai-nilai Indonesia
Agri-incorporated," ucap Bambang.
Sumber: TRIBUNNEWS.COM
- See more at:
http://alumniipb.org/berita/detail/387#sthash.FJC8zpkg.f0Ejg5U2.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar