Rabu, 15 Oktober 2014

ASAH ASIH ASUH KOLOM BISNIS FRANCHISE PENDIDIKAN

ASAH ASIH ASUH KOLOM BISNIS FRANCHISE PENDIDIKAN
Anda Bertanya Kami Menjawab ...

Salam kenal Pak Wisnu, sudah sekitar 10 tahun ini kami menjalankan bisnis dibidang pendidikan. Kami membuka usaha bimbingan belajar matematika dengan metode yang ditemukan dan dikembangkan oleh orang tua kami sejak tahun 1960 lalu. Saat ini lembaga tersebut kami kelola dengan sistem kekeluargaan. Dalam arti saya dan saudara-saudara sayalah yang mengelola usaha tersebut. Beberapa bulan ini saya sering membaca buku dan artikel-artikel tentang waralaba, kami jadi tertarik untuk mengembangkan lembaga kami dengan sistem tersebut. Mohon masukan dan saran:
1.     Apakah sebaiknya lembaga tersebut kami kembangkan dengan sistem waralaba?
2.     Apakah keuntungan dan kerugiannya jika lembaga kami dikembangkan dengan sistem waralaba?
3.     Bagaimana prospek usaha yang dikelola secara kekeluargaan seperti lembaga kami?
Rudy, Cibubur

Jawaban:
Salam kenal kembali Pak Rudy, menurut saya, sebuah lembaga pendidikan yang bisa bertahan selama 10 tahun sudah merupakan prestasi yang luar biasa. Karena tidak sedikit lembaga pendidikan yang hanya mampu bertahan selama 1-3 tahun saja. Keberhasilan bapak mempertahankan eksistensi usaha hingga saat ini membuktikan bahwa lembaga tersebut sudah dikelola dengan baik dan benar. Sekarang tinggal bagaimana lembaga tersebut bisa lebih maju dan berkembang hingga menjadi sebuah lembaga yang selalu diminati dan dicari masyarakat.
Sistem waralaba memang bisa menjadi salah satu cara untuk mengembangkan lembaga tersebut agar makin dikenal publik. Betapa tidak, ketika lembaga pendidikan yang kita kelola memiliki ratusan cabang yang tersebar ke seluruh kota di Indonesia, maka eksistensi lembaga tersebut tentu akan makin terangkat dan memiliki kesan sebagai lembaga yang memiliki bonafiditas tinggi. Untuk membuka sendiri cabang-cabang tersebut di tiap kota tentu membutuhkan banyak tenaga dan biaya. Nah, cara paling praktis untuk memperluas jaringan lembaga adalah dengan menerapkan sistem waralaba.
Dengan penerapan sistem waralaba, maka kita bisa membuka banyak cabang di banyak tempat tanpa kita harus keluar biaya. Karena dengan sistem kemitraan atau waralaba yang kita terapkan, maka kita membuka peluang dan kesempatan kepada orang lain untuk membuka usaha dengan menggunakan nama (brand) yang kita miliki. Dan dengan sejumlah biaya yang mereka keluarkan.
Untuk bisa menggunakan brand lembaga yang sudah terkenal, seorang mitra harus membayar sejumlah uang yang biasa disebut dengan joint fee atau franchisee fee kepada pemilik nama lembaga, kemudian setiap bulan mereka harus membayar uang royalty fee yang sudah disepakati bersama kepada bapak selaku pemilik brand lembaga tersebut. Nah, dengan memberikan kesempatan kepad aorang lain untuk membuka lembaga dengan menggunakan nama lembaga bapak, maka dalam waktu singkat bapak akan bisa memiliki cabang-cabang baru yang dibuka oleh orang lain dengan biaya mereka sendiri. Dan bahkan bapak akan mendapatkan sejumlah uang  (franchisee fee dan royalty fee dari kemitraan ini).
Jika memang bapak ingin mengembangkan lembaga dengan cara yang lebih praktis, penerapan sistem waralaba  memang bisa menjadi pilihan. Logikanya, makin banyak cabang, maka makin meningkat pula “nama besar” lembaga bapak dimata masyarakat. Dan dampaknya adalah, lembaga bapak akan makin diakui keberadaannya dan akan menarik perhatian masyarakat untuk mengikuti program-program di lembaga bapak. Saya rasa lebih banyak keuntungannya dari pada kerugiaannya. Sejauh bapak bisa mengelola lembaga tersebut dengan manajemen yang profesional dan saling pengertian. Karena dengan sistem waralaba ini bapak akan mengadakan ikatan kontrak dengan pihak lain yang sudah barang tentu rawan menimbulkan perselisihan jika kita tidak berhati-hati dalam menjalankannya.
Menurut saya, bisnis yang dijalankan dengan sistem kekeluargaan dimana seluruh anggota keluarga terlibat bisa berjalan baik jika masing-masing anggota keluarga menjalankan tugas nya secara professional. Jika tidak maka potensi perpecahan bisnis dan perpecahan keluarga pun bisa terjadi. Oleh karena itu saya sarankan sebaiknya dibuat kesepakatan awal yang jelas dan detail untuk seluruh anggota keluarga yang terlibat dalam bisnis. Misalnya tentang aturan jam kerja, sanksi, gaji, job description, dan lain sebagainya. Semua harus dibicarakan secara transparan dan harus disepakati sebelum dilaksanakan.
Banyak kok, perusahaan dan lembaga yang dikelola secara kekeluargaan sukses dan berkembang menjadi besar, walaupun pada awalnya hanya bisnis rumahan. Kesuksesan tersebut memang tak lepas dari profesionalisme seluruh anggota keluarga   Yang bisa memisahkan antara kepentingan keluarga dengan kepentingan bisnis. Silakan bapak amati, apakah anggota keluarga yang terlibat dalam bisnis tersebut bisa bertindak professional ataukah tidak. Jika bisa silakan diteruskan, namun jika ternyata tidak bisa, maka menggunakan orang lain adalah solusi yang paling tepat untuk menyelamatkan usaha tersebut.
Nah, jika kedepan bapak ingin lembaga tersebut go public menjadi sebuah lembaga yang besar, maka bapak harus membuka diri untuk tidak menolak kehadiran pihak lain atau orang lain diluar keluarga bapak untuk bergabung dilembaga bapak tersebut. Sudah banyak bukti bahwa perusahaan yang bersifat terbuka akan lebih cepat besar dibandingkan dengan perusahaan kelaurga yang tertutup kepada pihak lain. Di era bisnis modern seperti sekarang ini, bersinergi dan berkolaborasi memang lebih baik dibandingkan dengan berkompetisi. Semoga Sukses !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar