ASAH ASIH ASUH KOLOM BISNIS FRANCHISE PENDIDIKAN
Anda Bertanya Kami Menjawab ...
Salam kenal Pak Wisnu, sudah sekitar 10 tahun ini kami menjalankan
bisnis dibidang pendidikan. Kami membuka usaha bimbingan belajar matematika
dengan metode yang ditemukan dan dikembangkan oleh orang tua kami sejak tahun
1960 lalu. Saat ini lembaga tersebut kami kelola dengan sistem kekeluargaan.
Dalam arti saya dan saudara-saudara sayalah yang mengelola usaha tersebut.
Beberapa bulan ini saya sering membaca buku dan artikel-artikel tentang
waralaba, kami jadi tertarik untuk mengembangkan lembaga kami dengan sistem
tersebut. Mohon masukan dan saran:
1. Apakah sebaiknya lembaga
tersebut kami kembangkan dengan sistem waralaba?
2. Apakah keuntungan dan
kerugiannya jika lembaga kami dikembangkan dengan sistem waralaba?
3. Bagaimana prospek usaha
yang dikelola secara kekeluargaan seperti lembaga kami?
Rudy, Cibubur
Jawaban:
Salam kenal kembali Pak Rudy, menurut saya, sebuah lembaga pendidikan
yang bisa bertahan selama 10 tahun sudah merupakan prestasi yang luar biasa.
Karena tidak sedikit lembaga pendidikan yang hanya mampu bertahan selama 1-3
tahun saja. Keberhasilan bapak mempertahankan eksistensi usaha hingga saat ini
membuktikan bahwa lembaga tersebut sudah dikelola dengan baik dan benar.
Sekarang tinggal bagaimana lembaga tersebut bisa lebih maju dan berkembang
hingga menjadi sebuah lembaga yang selalu diminati dan dicari masyarakat.
Sistem waralaba memang bisa menjadi salah satu cara untuk
mengembangkan lembaga tersebut agar makin dikenal publik. Betapa tidak, ketika
lembaga pendidikan yang kita kelola memiliki ratusan cabang yang tersebar ke
seluruh kota di Indonesia, maka eksistensi lembaga tersebut tentu akan
makin terangkat dan memiliki kesan sebagai lembaga yang memiliki bonafiditas
tinggi. Untuk membuka sendiri cabang-cabang tersebut di tiap kota tentu
membutuhkan banyak tenaga dan biaya. Nah, cara paling praktis untuk memperluas
jaringan lembaga adalah dengan menerapkan sistem waralaba.
Dengan penerapan sistem waralaba, maka kita bisa membuka banyak cabang
di banyak tempat tanpa kita harus keluar biaya. Karena dengan sistem kemitraan
atau waralaba yang kita terapkan, maka kita membuka peluang dan kesempatan
kepada orang lain untuk membuka usaha dengan menggunakan nama (brand) yang
kita miliki. Dan dengan sejumlah biaya yang mereka keluarkan.
Untuk bisa menggunakan brand lembaga yang sudah terkenal,
seorang mitra harus membayar sejumlah uang yang biasa disebut dengan joint
fee atau franchisee fee kepada pemilik nama lembaga, kemudian setiap
bulan mereka harus membayar uang royalty fee yang sudah disepakati
bersama kepada bapak selaku pemilik brand lembaga tersebut. Nah, dengan
memberikan kesempatan kepad aorang lain untuk membuka lembaga dengan
menggunakan nama lembaga bapak, maka dalam waktu singkat bapak akan bisa
memiliki cabang-cabang baru yang dibuka oleh orang lain dengan biaya mereka
sendiri. Dan bahkan bapak akan mendapatkan sejumlah uang (franchisee
fee dan royalty fee dari kemitraan ini).
Jika memang bapak ingin mengembangkan lembaga dengan cara yang lebih
praktis, penerapan sistem waralaba memang bisa menjadi pilihan.
Logikanya, makin banyak cabang, maka makin meningkat pula “nama besar” lembaga
bapak dimata masyarakat. Dan dampaknya adalah, lembaga bapak akan makin diakui
keberadaannya dan akan menarik perhatian masyarakat untuk mengikuti
program-program di lembaga bapak. Saya rasa lebih banyak keuntungannya dari
pada kerugiaannya. Sejauh bapak bisa mengelola lembaga tersebut dengan
manajemen yang profesional dan saling pengertian. Karena dengan sistem waralaba
ini bapak akan mengadakan ikatan kontrak dengan pihak lain yang sudah barang
tentu rawan menimbulkan perselisihan jika kita tidak berhati-hati dalam
menjalankannya.
Menurut saya, bisnis yang dijalankan dengan sistem kekeluargaan dimana
seluruh anggota keluarga terlibat bisa berjalan baik jika masing-masing anggota
keluarga menjalankan tugas nya secara professional. Jika tidak maka potensi
perpecahan bisnis dan perpecahan keluarga pun bisa terjadi. Oleh karena itu
saya sarankan sebaiknya dibuat kesepakatan awal yang jelas dan detail untuk
seluruh anggota keluarga yang terlibat dalam bisnis. Misalnya tentang aturan
jam kerja, sanksi, gaji, job description, dan lain sebagainya. Semua harus
dibicarakan secara transparan dan harus disepakati sebelum dilaksanakan.
Banyak kok, perusahaan dan lembaga yang dikelola secara kekeluargaan
sukses dan berkembang menjadi besar, walaupun pada awalnya hanya bisnis
rumahan. Kesuksesan tersebut memang tak lepas dari profesionalisme seluruh
anggota keluarga Yang bisa memisahkan antara kepentingan keluarga
dengan kepentingan bisnis. Silakan bapak amati, apakah anggota keluarga yang
terlibat dalam bisnis tersebut bisa bertindak professional ataukah tidak. Jika
bisa silakan diteruskan, namun jika ternyata tidak bisa, maka menggunakan orang
lain adalah solusi yang paling tepat untuk menyelamatkan usaha tersebut.
Nah, jika kedepan bapak ingin lembaga tersebut go public
menjadi sebuah lembaga yang besar, maka bapak harus membuka diri untuk tidak
menolak kehadiran pihak lain atau orang lain diluar keluarga bapak untuk
bergabung dilembaga bapak tersebut. Sudah banyak bukti bahwa perusahaan yang
bersifat terbuka akan lebih cepat besar dibandingkan dengan perusahaan kelaurga
yang tertutup kepada pihak lain. Di era bisnis modern seperti sekarang ini,
bersinergi dan berkolaborasi memang lebih baik dibandingkan dengan
berkompetisi. Semoga Sukses !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar