Bagaimana sebaiknya MENJAWAB SALAM KEPADA NON MUSLIM?
“Apabila kamu
diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan
yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang
serupa).
Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu”
(Q.S. An-Nisaa’ : 86)
Sejak dahulu pula kaum non
muslim Yahudi dan Nasrani
mengucapkan salam di antara sesama mereka dan juga kepada Nabi saw dan orang muslim. Dan Rasulullah saw mencontohkan untuk
menjawab salam non muslim
dengan ucapan wa’alaikum
(artinya : dan bagimu juga demikian).
Dari Anas bin Malik r.a. berkata, Rasulullah, saw bersabda:
“Apabila Ahli Kitab mengucapkan salam
kepadamu, maka jawablah:
Wa`alaikum.
(H.R. Muslim No.4024)
Memang dalam hal ini ada
perbedaan menjawab salam
kepada non muslim dan
kepada sesama muslim. Jika
kepada sesama muslim kita
menjawab lengkap : “assalamu’alaikum” sedangkan kepada non muslim cukup :
“wa’alaikum” atau “wa’alaika”.
Hal ini dikarenakan orang non muslim bisa jadi tidak fasih dan salah mengucapkan
bahasa arab sehingga
maknanya menjadi lain , bisa
jadi maknanya menjadi keburukan, sehingga kita
cukup menjawab “bagi mu
juga” atau “demikian juga
untuk mu”.
Pada jaman Rasulullah saw dulu, orang Yahudi ada yang sengaja memlesetkan ucapan assalamu’alaikum ini menjadi “assamu’alaikum” (kematian atas kamu) sebagaimana hadits berikut :
Dari Ibnu Umar r.a., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya orang Yahudi itu bila mengucapkan salam
kepada kalian mereka
mengucapkan: “Assaamu `alaikum” (kematian atas
kalian), maka jawablah
dengan: “Wa`alaka” (semoga
menipa kamu).
(H.R. Muslim No.4026)
Walaupun demikian, Rasulullah melarang Aisyah r.a. yang membalas plesetan salam orang Yahudi itu dengan doa yang sama buruknya.
Dari Aisyah r.a. : Sekelompok
orang Yahudi meminta izin
untuk menemui Rasulullah
saw. lalu mereka
mengucapkan: “Assaamu
`alaikum” (kematian atas kalian). Aisyah menyahut: “Bal
`alaikumus saam” (sebaliknya semoga kalianlah yang mendapatkan kematian). Rasulullah menegur:
Hai Aisyah, Sesungguhnya Allah menyukai keramahan dalam segala hal. Aisyah berkata:
Tidakkah engkau mendengar
apa yang mereka ucapkan?
Rasulullah saw. bersabda: Aku telah menjawab: “Wa `alakum” (semoga menimpa
kalian).
(H.R. Muslim No.4027)
Namun demikian kita dilarang untuk duluan mengucap salam kepada non-muslim.
Dari Abu Hurairah r.a.
Rasulullah SAW bersabda :
“Janganlah kalian memulai
salam kepada orang Yahudi
dan Nasrani”
(H.R. Muslim Jilid 1 No. 191)
Rasulullah saw juga sangat
santun dan menghargai orang walaupun kepada anak-anak. Rasulullah saw. pernah melewati anak-anak lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka.
(H.R. Muslim No.4031)
Sebenarnya adab yang benar
adalah yang muda harus lebih dahulu mengucapkan salam pada yang tua. Walaupun demikian, beliau mendahului mengucap salam kepada anak-anak sebagai bentuk pengajaran dan contoh kepada anak-anak agar kelak mereka mau mengucapkan salam lebih dulu.
Hendaklah yang muda
mendahului memberi salam
kepada yang tua, yang lewat
kepada yang duduk, dan yang
berjumlah sediki kepada yang lebih banyak.
(H.R. Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a., ia
berkata: Rasulullah saw.
Bersabda :
“Seorang pengendara hendaknya mengucapkan salam kepada pejalan kaki dan pejalan kaki mengucapkan salam kepada
orang yang duduk dan jamaah yang beranggota lebih sedikit mengucapkan salam kepada jamaah yang beranggota lebih banyak”.
(H.R. Muslim No.4019)
Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu”
(Q.S. An-Nisaa’ : 86)
Sejak dahulu pula kaum non
muslim Yahudi dan Nasrani
mengucapkan salam di antara sesama mereka dan juga kepada Nabi saw dan orang muslim. Dan Rasulullah saw mencontohkan untuk
menjawab salam non muslim
dengan ucapan wa’alaikum
(artinya : dan bagimu juga demikian).
Dari Anas bin Malik r.a. berkata, Rasulullah, saw bersabda:
“Apabila Ahli Kitab mengucapkan salam
kepadamu, maka jawablah:
Wa`alaikum.
(H.R. Muslim No.4024)
Memang dalam hal ini ada
perbedaan menjawab salam
kepada non muslim dan
kepada sesama muslim. Jika
kepada sesama muslim kita
menjawab lengkap : “assalamu’alaikum” sedangkan kepada non muslim cukup :
“wa’alaikum” atau “wa’alaika”.
Hal ini dikarenakan orang non muslim bisa jadi tidak fasih dan salah mengucapkan
bahasa arab sehingga
maknanya menjadi lain , bisa
jadi maknanya menjadi keburukan, sehingga kita
cukup menjawab “bagi mu
juga” atau “demikian juga
untuk mu”.
Pada jaman Rasulullah saw dulu, orang Yahudi ada yang sengaja memlesetkan ucapan assalamu’alaikum ini menjadi “assamu’alaikum” (kematian atas kamu) sebagaimana hadits berikut :
Dari Ibnu Umar r.a., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya orang Yahudi itu bila mengucapkan salam
kepada kalian mereka
mengucapkan: “Assaamu `alaikum” (kematian atas
kalian), maka jawablah
dengan: “Wa`alaka” (semoga
menipa kamu).
(H.R. Muslim No.4026)
Walaupun demikian, Rasulullah melarang Aisyah r.a. yang membalas plesetan salam orang Yahudi itu dengan doa yang sama buruknya.
Dari Aisyah r.a. : Sekelompok
orang Yahudi meminta izin
untuk menemui Rasulullah
saw. lalu mereka
mengucapkan: “Assaamu
`alaikum” (kematian atas kalian). Aisyah menyahut: “Bal
`alaikumus saam” (sebaliknya semoga kalianlah yang mendapatkan kematian). Rasulullah menegur:
Hai Aisyah, Sesungguhnya Allah menyukai keramahan dalam segala hal. Aisyah berkata:
Tidakkah engkau mendengar
apa yang mereka ucapkan?
Rasulullah saw. bersabda: Aku telah menjawab: “Wa `alakum” (semoga menimpa
kalian).
(H.R. Muslim No.4027)
Namun demikian kita dilarang untuk duluan mengucap salam kepada non-muslim.
Dari Abu Hurairah r.a.
Rasulullah SAW bersabda :
“Janganlah kalian memulai
salam kepada orang Yahudi
dan Nasrani”
(H.R. Muslim Jilid 1 No. 191)
Rasulullah saw juga sangat
santun dan menghargai orang walaupun kepada anak-anak. Rasulullah saw. pernah melewati anak-anak lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka.
(H.R. Muslim No.4031)
Sebenarnya adab yang benar
adalah yang muda harus lebih dahulu mengucapkan salam pada yang tua. Walaupun demikian, beliau mendahului mengucap salam kepada anak-anak sebagai bentuk pengajaran dan contoh kepada anak-anak agar kelak mereka mau mengucapkan salam lebih dulu.
Hendaklah yang muda
mendahului memberi salam
kepada yang tua, yang lewat
kepada yang duduk, dan yang
berjumlah sediki kepada yang lebih banyak.
(H.R. Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a., ia
berkata: Rasulullah saw.
Bersabda :
“Seorang pengendara hendaknya mengucapkan salam kepada pejalan kaki dan pejalan kaki mengucapkan salam kepada
orang yang duduk dan jamaah yang beranggota lebih sedikit mengucapkan salam kepada jamaah yang beranggota lebih banyak”.
(H.R. Muslim No.4019)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar